Star Energy Bantah Jadi Penyebab Longsor

PT Star Energy Geothermal mengklarifikasi terkait peristiwa yang menimpa warga Dusun Cibitung, Margamukti Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Perusahaan itu menyebut longsor yang terjadi Selasa lalu (5/5), bukan karena ledakan pipa gas miliknya.

Longsor Pangalengan
FAJRI ACHMAD NF. / BANDUNG EKSPRES

EVAKUASI: Petugas gabungan dari TNI, polisi, BPBD dan relawan mencari korban
di seluruh kawasan perkebunan yang tertimbun longsor di Kampung Cibitung, Desa
Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Rabu (6/5).

Presiden Direktur Star Energy Geothermal Rudy Suparman menjelaskan, peristiwa justru bermula dari longsor. Lalu pipa seperti digunting dan mengeluarkan material uap panas dalam jumlah besar.

’’Sehingga terdengar seperti bunyi ledakan. Tekanan begitu tinggi,’’ kata dia dalam siaran pers yang diberikan kepada wartawan di RM Sindang Reret kemarin.

Justru, kata dia, pihaknya turut mengalami kerugian akibat longsor. Meski begitu, Rudy menegaskan, tetap berkomitmen membantu para korban. Termasuk memfasilitasi dan membantu upaya evakuasi warga korban longsor tersebut.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulanangan Bencana (BNPB) Nasional mendesak Star Energy Geothermal egera memindahkan jalur pipa untuk mempermudah proses evakuasi. Rekomendasi ini telah disampaikan, karena gerakan tanah terus berlangsung. ’’Mengingat curah hujan masih berlangsung,’’ ujar Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Mengingat dari hasil pemeriksaan di lokasi, menunjukkan kemiringan lereng yang cukup terjal. Ditambah kondisi tanah yang rawan. Selain itu, longsor susulan juga bisa terjadi sewaktu-waktu.

’’Hasil pemeriksaan lapangan menunjukkan kemiringan lereng terjal dan tanah pelapukan bereaksi vulkanik cukup tebal. Terlihat retakan dan nendatan sedalam 2,5 m, sepanjang 500 m,’’ kata dia. Longsoran mengancam satu kampung yang terdiri dari 52 KK (200 jiwa) dan mengancam pipa panas bumi Star Energy sepanjang 500 m,’’ ujar dia.

Anggota Komisi IV DPRD Jabar Yod Mintaraga turut angkat bicara soal longsor Pangalengan. Ditemui di sela rapat Komisi IV, dirinya mengungkapkan, bahwa penanggulangan bencana tanah longsor harus segera diselesaikan. Terutama permasalahan penyebab pasti terjadinya longsor tersebut.

’’Yang pertama tentu itu harus segera ditangani di supaya tidak menimbulkan persoalan yang semakin besar terutama bagi masyarakat yang terkena imbasnya,’’ jelas dia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan