Emil menuturkan, dengan smart city ini, setiap kota di Asia Afrika bisa saling bekerja sama untuk pembangunan kota-kota kedepannya. Selain itu, lanjut Emil, ajang inipun akan mempererat kekompakan antar kota di Asia Afrika. ’’Sejarah juga akan mencatat di Bandung lah dimulai kekompakan baru, kolaborasi Asia Afrika hadir melalui teknologi,’’ katanya.
Dalam AASCS ini, Bandung berbagi delapan aplikasi dengan perwakilan kota-kota yang hadir. Ada lima sampai delapan software. Seperti, manajemen proyek dan manajemen traffic. ’’Terus monitoring social media, panic button untuk criminal. Itu juga akan kita share ke negara-negara lain,’’ ujarnya.
Persiapan lainnya juga dilakukan oleh Ketua Umum AASCS 2015 Suhono Supangkat. Dalam kegiatan ini, dia mengatakan, ada 10 poin berbagi untuk kota-kota di Asia Afrika. Namun, poin tersebut masih akan dibahas oleh para peserta. ’’Sampai tadi malam (kemarin) ada lima yang kita bahas untuk menjadi bahan (deklarasi). Smart City Model, Smart City Ramah Lingkungan, Smart City Pelayanan Kesehatan, Smart Payment dan Generasi Muda dalam Kreativitas serta Entrepreneurship,’’ jelas dia. (fie/tam)