[tie_list type=”minus”] Demi Meraih Jabar Kahiji[/tie_list]
BANDUNG – Setelah pekan lalu para atlet Jawa Barat yang dipersiapkan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016 menjalani tes kesehatan, kini sebanyak 301 atlet unggulan yang berpotensi meraih medali emas itu menjalani tes fisik. Tes fisik digelar dari tanggal 16-22 April 2015 di Laboratorium Sport Science Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
Tes meliputi fleksibilitas, keseimbangan, kelincahan dan reaksi, kekuatan fisik, daya tahan otot lokal, power, serta daya tahan cardiorespiratory. Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan (IKOR) FPOK UPI, Agus Rusdiana menegaskan, untuk meraih Jabar Kahiji di perhelatan multi event empat tahunan itu, tes fisik diharapkan tidak hanya sekali saja, namun periodik dan berlanjut.
Dia meyakini, jika tes fisik dengan memanfaatkan sport science tersebut secara periodik, di PON mendatang Jabar Kahiji bisa tercapai. Bahkan, dia meyakini para pahlawan olahraga ini bisa mengalahkan pesaingnya, yaitu Jawa Timur yang sudah lebih dahulu melakukan pemusatan latihan dan memanfaatkan jasa konsultan dari luar negeri.
Hasil dari tes ini, lanjut Agus, akan diberikan kepada pelatih dalam gelaran workshop. Setelah itu pihaknya akan memberikan pendampingan kepada setiap cabang olahraga supaya para pelatih ini bisa membuat program latihan yang benar. ’’Paling tidak dilakukan empat kali tes hingga PON nanti. Hasilnya akan kami berikan kepada pelatih, kemudian dievaluasi untuk selanjutnya dibuatkan program,” katanya.
Pada tes fisik ini, Agus berharap para pelatih datang untuk bisa melihat kondisi para atletnya. Dengan menggunakan peralatan canggih tersebut, hasil yang dihasilkan adalah absolut bukan prediksi. Pasalnya dengan menggunakan peralatan digital ini, dia mengklaim keakuratannya mencapai 95 persen, karena hasil laboratorium divalidasi.
Jika memang tes ini berlanjut, piahknya berharap empat bulan kemudian para atlet kembali dites untuk dilihat perkembangannya. Jika hasilnya tidak maksimal, kata Agus, dia juga akan melihat program seperti apa yang diberikan kepada para atlet dari setiap cabor. Sehingga bisa diketahui letak kekurangannya
’’Di sinilah pentingnya penggunaan sport science bagi dunia olahraga. Instrumen dan parameter pengukurannya jelas, programnya juga disesuaikan, terlihat progres, prestasi pun bisa diraih,” pungkasnya. (ars/snd/tam)