Jangan Kucilkan Anak Down Syndrome

[tie_list type=”minus”]Berikan Pembinaan dan Perhatian Khusus[/tie_list]

CIMAHI – Wali Kota Cimahi Atty Suharti meminta agar anak-anak down syndrome tidak dikucilkan dalam pergaulan. Pasalnya, mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan pendidikan. Hal itu dikatakan Atty, saat Peringatan Hari Down Syndrome yang di gelar di pelataran parkir gedung B Komplek Perkantoran Pemkot CImahi, kemarin (19/4). Acara ini sendiri berkat kerjasama dengan pihak pengagas Cimahi Child Development Center (CDC).

Wali Kota Cimahi Hj. Atty Suhartii, SE mengatakan,para penderita down syndrome membutuhkan pendampingan dari orang-orang terdekatnya untuk bisa menjalani hidupnya dengan baik. ”Faktanya, anak-anak down syndrome seringkali masih dikucilkan dalam pergaulan, bahkan masih menganggap mereka bodoh dan idiot, padahal hak mereka adalah sama untuk mendapat kesempatan pendidikan,” ungkapnya.

Dikatakan Atty, memiliki kehidupan normal adalah harapan semua orang. Namun, ketika takdir berkata lain, tidak ada yang dapat dilakukan. Namun demikian, mereka tetap dapat berprestasi layaknya orang normal lainnya, tentunya dalam berbagai bidang yang berbeda. ”Banyak penderita down syndrome Indonesia memiliki prestasi dalam negeri ataupun kancah Internasional dalam bidang seni dan olahraga,” ujar Atty.

Di Kota Cimahi sendiri ada beberapa penderita yang memiliki potensi serta bakat yang luar biasa. Pemerintah Kota Cimahi sendiri menyadari bahwa para penyandang down syndrome ini berhak untuk mendapatkan perhatian yang semakin tinggi, bukan semata-mata atas dasar belas kasihan namun juga karena mereka merupakan insan-insan yang suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi kota, Provinsi dan negaranya.

Sementara itu, orang tua penderita down syndrome, Lilis mengatakan, sebagai orang tua yang memiliki anak dengan keterbatasan mental, sering dipandang sebelah mata. Padahal, aktivitas penderita down syndrome hampir sama dengan kebanyakan anak normal lainnya.

”Anak saya biasa seperti anak lainnya, meskipun dia down syndrome, jadi punya anak seperti itu biasa saja seperti anak yang lainnya,” paparnya.

Sebagaimana diketahui, pada 21 maret 2015 ditetapkannya sebagai World Down Syndrome Day oleh PBB. Peringatan ini dilakukan pertama kali pada tanggal 21 maret 2006. Tujuannya, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penderita down syndrome di dunia maupun di negara sendiri Indonesia.

Tinggalkan Balasan