Tetapkan Status Tanggap Bancana
NGAMPRAH – Insiden bencana yang terjadi beberapa hari yang lalu membuat Pemerintah Kabupaten Bandung Barat lebih siaga. Pemda menetapkan status tanggap darurat bencana hingga 21 hari ke depan. Wakil Bupati Bandung Barat, Yayat Soemitra menngatakan, penetapan ini menyusul banyaknya bencana di wilayah Bandung Barat, seperti longsor di Lembang, Cililin, Cipongkor, dan Cipatat.
”Dalam masa tanggap darurat bencana ini, semua instansi terkait bakal diterjunkan untuk melanjutkan penanganan bencana longsor kemarin, misalnya memperbaiki saluran air,” ujar Yayat, kemarin (6/4).
Yayat juga mengatakan, banyak korban longsor Cililin yang trauma pasca tertimbun tebing tanah setinggi 30 meter yang ambles. Karena itu Pemkab Bandung Barat bakal berupaya mengatasi kondisi psikologi para korban. ”Nanti bakal dicari solusi terbaiknya,” tutur dia.
Selain itu, untuk rumah yang tertimpa longsor di Kampung Cinangsi, Cililin, Pemkab Bandung Barat akan mengirimkan bantuan. BPBD Bandung Barat telah meminta agar BNPB mengirimkan bantuan tersebut.
Pemkab sendiri tidak ingin tergesa-gesa untuk segera merelokasi kawasan yang telah terkena longsor tersebut. Pasalnya untuk melakukan relokasi dibutuhkan alasan yang kuat, seperti rekomendasi dari Badan Geologi.
”Badan Geologi sendiri menyatakan wilayah Cinangsi masih aman,” kata Yayat.
Masa tanggap darurat bencana ini akan berlaku sejak Senin (6/4), dan berlaku hingga 21 hari berikutnya dari hari penetapan.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Barat Muhamad Pakih mengatakan, sekitar 16 kecamatan di wilayahnya terancam bencana tanah longsor. ”Curah hujan yang tinggi, kami mewaspadai pergerakan tanah di beberapa titik,” ujar Pakih belum lama ini.
Menurut Pakih, ancaman pergerakan tanah diakibatkan curah hujan yang tinggi, dan banyaknya tata guna perubahan lahan. Dari 16 Kecamatan, Pakih mengatakan, ada 12 lokasi yang sangat rentan terjadi pergerakan tanah.
Dua belas kecamatan yang rawan tersebut adalah Cililin, Cipongkor, Sindangkerta, Gunung Halu, Rongga, Cipatat, Cipeundeuy, Lembang, Cisarua, Parongpong, Ngamprah, dan Padalarang. ”Hampir di setiap kecamatan ancaman pergerakan tanah ada,” ujar Pakih.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban, BPBD sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mewaspadai bencana di musim penghujan ini.