Antam Genjot 3 Sektor Produksi
*Tutup Kerugian pada 2014
JAKARTA – PT Aneka Tambang (Antam) kini terus berbenah. Tantangan yang dihadapi di tahun 2014 menjadi pelajaran dan bahan evaluasi untuk menjadi lebih maju menghadapi persaingan pada 2015.
’’Dengan tantangan yang dihadapi, Antam tetap berkomitmen untuk mengakselerasi realisasi proyek pertumbuhan hilir (downstream) dalam rangka meningkatkan nilai tambah cadangan dan sumber daya yang dimiliki,’’ kata Direktur Utama Antam, Tato Miraza dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu.
Tahun ini, perusahaan pelat merah itu sudah menyiapkan langkah strategis. Ada tiga sektor produksi yang akan digenjot untuk meningkatkan laba perusahaan.
Tiga sektor yang dimaksud adalah peningkatan produksi dan penjualan feronikel, peningkatan penjualan emas serta adanya penjualan komoditas baru chemical grade alumina.
Untuk produksi feronikel, Tato sudah mematok sebesar 20.400 TNi dengan penjualan sebesar 22.000 TNi. Sementara itu, penjualan emas ditargetkan sebesar 9.963 kg (320.318 toz).
Menyusul operasi komersial pabrik CGA Tayan, Antam menargetkan volume produksi CGA sebesar 157.000 ton alumina based dengan volume penjualan 149.000 ton alumina based di 2015.
Diakui Tato, salah satu tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan pertambangan adalah kebijakan pemerintah. Kebijakan itu menyebabkan tidak dapat dilakukannya ekspor mineral mentah dan kondisi harga komoditas yang kurang menggembirakan.
Di 2014, tantangan ini menjadikan Antam membukukan rugi bersih senilai Rp 775 miliar dengan nilai penjualan sebesar Rp 9,42 triliun.
Di samping itu, Antam juga melakukan evaluasi terhadap kontrak-kontrak dengan pihak ketiga serta penerapan Vendor Held Stock (VHS) yang menghilangkan biaya persediaan bahan bakar.’’Di tahun 2014 Antam berhasil menghemat Rp 64,9 miliar. Saat ini Antam dalam proses perolehan Penyertaan Modal Negara (PMN),’’ jelasnya.
Perolehan PMN yang akan dikombinasikan dengan penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu tersebut diyakini akan mempercepat realisasi proyek-proyek pertumbuhan Antam di sektor hilir pada 2015. (awa/chi/jpnn/rie)