Irwan mengungkapkan, hasil stress test tersebut menunjukkan dari sisi permodalan maupun profil risiko perbankan di tanah air masih tetap aman meski rupiah sampai ke level Rp 14.000. ’’Namun kalau sudah ke level Rp 15.000, barangkali ada sekitar 1 sampai 5 bank yang akan terancam. Tapi jelas bank-bank itu yang modalnya sangat kecil,’’ tambahnya.
Dia mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan langkah antisipatif dengan memanggil manajemen perbankan terkait depresiasi tersebut. ’’Yang jelas jangan menunggu depresiasi terlalu jauh,’’ imbuhnya.
OJK juga terus memantau pergerakan bank yang memiliki transaksi valuta asing lebih tinggi. Kini, utang luar negeri dalam bentuk valas di perbankan dianggap tidak terlalu besar. Hal tersebut dapat diantisipasi melalui lindung nilai (hedging) sehingga risiko depresiasi bisa diredam.
Sementara itu DPR meminta pemerintah segera bersikap terkait melemahnya rupiah itu. Wakil Ketua DPR Taufik Kurniawan mengatakan, saat ini rupiah sudah menembus batas psikologis. Jika dibiarkan maka akan mengganggu pembangunan. ’’Pemerintah harus segera mengambil langkah strategis,’’ ujarnya.
Taufik tampak kesal. Pasalnya, sampai kini pemerintah terlihat santai melihat rupiah yang terus merosot. Bahkan sejumlah menteri mengatakan rupiah masih dalam kondisi aman. Menurut Taufik, pernyataan pemerintah itu tidak bisa meredam kepanikan pasar. Yang efektif yakni pemerintah segera mengambil langkah cepat. Misalnya menggalakkan penggunaan rupiah di pelabuhan dan penggunaan produk dari dalam negeri.
Politisi PAN itu mengatakan, DPR akan terus mengamati perkembangan rupiah. Menurut dia pemerintah jangan membiarkan rupiah menyentuh angka Rp 14.000 per dolarnya. ’’Pasti akan menimbulkan kekacauan ekonomi,’’ ujarnya. (wir/rie)