Dari Awal Bawa Pisau
SUMEDANG – Ternyata, Chrisandy Kusumadinegara alias Sandy, 27, memang berniat merampok Ayu Kripsy, 19, model yang dianiayanya Jumat (27/2) lalu. Pasalnya, pelaku telah meminta korban untuk membawa sepeda motor, komputer jinjing, dan telepon genggam saat akan melakukan pemotretan.
’’Saat itu korban sudah mulai curiga kepada pelaku. Namun, pelaku akhirnya menjemput korban ke rumahnya,’’ ujar Kepala Polres Sumedang Ajun Komisaris Besar Yully Kurniawan yang didampingi Kepala Satuan Reserse Kriminal Ajun Komisaris Nico N. Adi Putra di Mapolres Sumedang, kemarin (9/3).
Sebelumnya, Ayu mengalami penganiayaan saat menjalani sesi foto di Kampung Sunda BBG, Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, beberapa waktu lalu. Usai pemotretan, dirinya ditendang dan diseret dengan syal yang digunakan korban. Tak hanya itu, sang gadis ditusuk sebanyak enam kali, di bagian dada dua kali dan tangan kiri empat kali. Akibatnya, korban mengalami 50 jahitan.
Yully menerangkan bahwa Sandy hanyalah pengangguran yang berkedok fotografer untuk menarik minat para korbannya. Motifnya sendiri adalah merampas barang berharga milik Ayu. Pasalnya, sejak awal pelaku telah membawa pisau. ’’Pelaku ini mengenal korban saat suatu event. Dia bertemu lagi di Line dan mengajak korban untuk menjalani pemotretan,’’ urai Yully.
Pelaku, kata Yully, mengiming-imingi korban dengan uang Rp 500 ribu agar mau difoto untuk profil perusahaannya. Nantinya, honor itu dijanjikan ditambah oleh pelaku bila telah selesai pekerjaan. Hanya saja, bukan duit yang diterima mantan Mojang Kewes 2013 itu, melainkan tusukan berkali-kali. ’’Korban mengalami tusukan sedalam lima sentimeter. Satu setengah senti lagi, tusukan itu bisa menuju jantung korban,’’ papar Yully.
Memandang perbuatan itu cukup sadis, petugas yang menangkap pelaku di sebuah kosan di daerah Lengkong Besar, melakukan tindakan tegas dengan menembak kaki kanan pelaku. Anggota Reskrim sempat mendatangi kediaman pelaku di Rancaekek, tapi yang bersangkutan tidak ada. ’’Dan kita temukan yang bersangkutan (Sandy) berada di kos-kosan di Bandung,’’ tukas Yully.
Ada fakta menarik yang diungkap Kapolres. Yakni, pelaku tidak hanya berpura-pura menjadi fotografer. Agar dipercaya oleh orang, dirinya yang memiliki akun toko online, selalu menjual barang yang dibeli oleh dirinya sendiri. Itu dilakukan beberapa kali, agar tokonya dianggap benar dan transaksinya dinilai sukses. ’’Kamera yang digunakan pelaku meminjam dari temannya. Motor yang digunakan juga hasil pinjaman,’’ ungkap mantan Kasat Lalu Lintas Polrestabes Bandung itu.