Bupati Ajak Petani Gunakan Pupuk Organik

Mengejar Target Surplus Padi 2015

SOREANG – Kabupaten Bandung yang berpenduduk ± 3,4 juta jiwa membutuhkan konsumsi beras per tahun sebanyak 331.615 ton atau setara dengan 519.176 ton gabah kering giling (GKG). Kebutuhan tersebut dihitung apabila seorang penduduk memerlukan konsumsi beras sebanyak 96 kilogram per tahun.

’’Setiap tahun kebutuhan konsumsi beras penduduk selalu tercukupi, bahkan kita bisa surplus. Untuk 2014 lalu, realisasi produksi padi sebesar 519.886 ton GKG. Dilihat dari data itu saja, sebenarnya Kabupaten Bandung sudah surplus padi. Bahkan 2015 kita menargetkan sebesar 353.150 ton atau naik sekitar 5 persen dari 2014,’’ungkap Bupati Bandung H Dadang Mochamad Naser, SH, M.Ip ketika membuka sosialisasi gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP PTT) padi, jagung, kedelai di Gedung Moch Toha Soreang, kemarin (4/3).

Kegiatan yang diikuti sekitar 850 peserta tersebut, dihadiri pula Dandim 0609 Kabupaten Bandung, Letkol. Arh. Try Sugianto,S.Sos; Sekda Kabupaten Bandung Ir. H. Sofian Nata Prawira MP; Kepala Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat, DR.Nandang Sunandar; serta pihak terkait lainnya.

Di balik optimistis surplus beras, Dadang mengaku khawatir dengan tingginya alih fungsi lahan pertanian. Dan kondisi itu tidak bisa dihindari. Nah, seriring sejalan dengan jumlah produksi yang semakin menyusut, dia pun mengajak para petani padi untuk menggunakan pupuk organik. Sebab, dengan menggunakan pupuk tersebut, produktivitas padi akan meningkat, di samping harga jual relatif tinggi karena kulitas berasnya sangat bagus. ’’Negara Singapura banyak memesan beras jenis ini, pemasarannya sangat terbuka lebar.’’ kata Dadang.

Upaya lain yang telah ditempuh Pemkab Bandung untuk meningkatkan produksi padi menurutnya, dilakukan melalui perbaikan jaringan irigasi, distribusi pupuk dan bibit padi. Kemudian, pembentukan brigade pembasmian hama tanaman di setiap kelompok tani.

Dia merasa yakin, kedaulatan pangan di Inddonesia dalam tiga tahun mendatang akan segera terwujud seiring dengan dilibatkannya unsur TNI-AD di bidang pertanian. ’’Rekan rekan TNI AD, akan membantu para petani di lapangan, manakala menemui kendala yang tidak bisa terpecahkan dan memerlukan keterlibatan TNI,’’ Kata Dadang pula.

Unsur TNI-AD yang banyak terlibat di lapangan, menurut Dandim 0609 Bandung, Letkol Arh.Try Sugianto,S.Sos sebagian besar para Babinsa sebagai unsur terdepan. ’’Kami sifatnya hanya membantu, bukan mengambil alih tugas seorang penyuluh pertanian,’’ kata Try.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan