Akhir Penantian Panjang

Mourinho memang sangat berhati-hati dalam memilih skuadnya pada final kemarin. Dengan absennya holding midfielder utama Nemanja Matic, Mou memilih mendorong Kurt Zouma yang aslinya adalah bek tengah menjadi gelandang bertahan.

Pemain asal Prancis berusia 20 tahun itu tampil solid saat berdampingan dengan Fabregas dan Ramires. Mou juga melakukan kejutan dengan memasang Petr Cech sebagai penjaga gawang utama, menggusur Thibaout Courtois.

Spurs sendiri melakukan tujuh pergantian pemain pada susunan starternya, berbeda saat mereka kalah 0-2 melawan Fiorentina pada leg kedua babak 32 besar Europa League di Artemio Franchi.

The Lillywhites -julukan lain Spurs- bermain baik dengan menguasai bola sebanyak 63 persen. Namun, permainan Hary Kane dkk tidak efisien. Satu peluang bagus juga terbuang percuma ketika tendangan bebas Christian Eriksen hanya membentur mistar gawang pada menit ke-10.

Manajer Spurs Mauricio Pochettino mengakui bahwa timnya kalah kelas melawan Chelsea. Bagi dia, timnya tidak berpengalaman bermain dalam intensitas yang tinggi seperti final kemarin. Kemenangan dengan skor 5-3 pada pertemuan di Premier Legaue, Januari lalu juga ternyata tidak berarti banyak.

”Chelsea adalah salah satu tim terbaik di dunia. Mereka memiliki banyak pemain bagus. Saya kecewa karena tidak bisa memberikan kepuasan kepada fans. Namun kami melakukan langkah raksasa dengan mencapai babak puncak,” ucap pria asal Argentina tersebut kepada BBC.

”Kondisi ini memang berat. Namun kami harus melihat ke depan. Ini adalah langkah pertama dalam tim ini. Kami sangat kuat dan menunjukkan karakter dan personaliti yang sangat kuat,” imbuh pria berusia 43 tahun tersebut.

Saat ini, konsentrasi Spurs adalah menembus empat besar, lolos ke Liga Champions. Posisi Lloris dkk adalah di peringkat tujuh selisih enam poin dari Manchester United yang berada di ranking empat. Namun, Spurs masih menyisakan satu laga. (nur/asp)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan