Terancam Kekurangan Penyuluh Pertanian

Menurut Iing, Pemkab Bandung Barat pernah mencapai swasembada pangan pada tahun 2009 lalu. Produksi padi mengalami surplus sehingga KBB berhasil swasembada. ”Swasembada itu artinya produksi padi KBB selain mampu memenuhi kebutuhan sendiri juga masih bisa dilepas ke daerah lain. Kalau sekarang, justru ada beberapa petani yang menjual terlebih dahulu ke daerah lain, tanpa memikirkan untuk wilayah KBB sendiri,” terangnya.

Disinggung soal kenaikan harga beras, Iing memprediksi turunnya harga beras baru akan terjadi pada April 2015 atau satu bulan pasca terjadinya panen raya. Menurutnya, panen raya di wilayahnya akan terjadi pada Maret dengan luas tanaman padi hingga Februari 2015 mencapai 3.218 hektar. Luas sawah yang panen akan tersebar di area 2.761 hektar.

Produksi padi hasil panen diperkirakan mencapai 17.140 ton Gabah Kering Giling (GKG). ”Kalau satu hektar saja menghasilkan 6 ton GKG, maka gabah yang dihasilkan mencapai 19.308 ton. Karena saat ini, rata-rata satu hektar sawah menghasilkan 5,1 ton GKG,” katanya.

Panen raya pada Maret mendatang itu bagi petani yang melakukan penanaman pada Oktober tahun lalu. Tapi, ada juga petani yang menanam pada Februari tahun ini. Kalau pun panen baru terjadi pada Maret mendatang, kemungkinan besar harga beras akan normal kembali pada April.

Karena setelah panen, gabah harus melalui proses penjemuran hingga penggilingan. Proses seperti ini tidaklah sebentar, sehingga akan ada jeda waktu untuk harga beras kembali normal, meskipun panen telah tiba.

”Kalau untuk hama yang menyebabkan puso tidaklah terjadi. Petani kita biasanya, tidak melepas semua gabah yang dihasilkannya, tapi disisihkan 5 persen untuk benih atau konsumsi sendiri,” pungkasnya. (drx/fik)

Tinggalkan Balasan