Spare Parts Sering Rusak
SUMUR BANDUNG – Bus Bandros (Bandung Tour on Bus) sudah tidak beroperasi hampir satu bulan. Yakni, sejak 26 Januari lalu. Pengelola Bandros dari Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung (BP2KB) Firman Hidayat membenarkan hal ini. Pasalnya, operasional bus Bandros karena masih terkendala teknis.
Menurut dia ada sejumlah komponen bus yang mengalami kerusakan. Bus Bandros merah bebannya terlalu berat, karena dijajal terus setiap hari untuk memenuhi permintaan masyarakat. ’’Kalau dipake reguler rusak lagi rusak lagi, karena spare parts cepat aus. Sehingga untuk sementara stop dulu,’’ jelas Firman saat dihubungi wartawan kemarin (22/2).
Firman menuturkan, belum bisa memastikan kapan bus Bandros akan kembali menemani warga untuk berkeliling Kota Bandung. Namun, dia memastikan secepatnya bus Bandros dapat kembali beroperasi. ’’Saya belum tahu sampai kapan karena harus menunggu instruksi Disbudpar. Saya juga pengen secepatnya. Tapi kalau dipaksakan saya juga takut, karena ini menyangkut titipan,’’ ungkap dia
Untuk itu, Firman meminta Disbudpar Kota Bandung untuk segera mengoperasionalkan dua Bandros berwarna kuning. Dengan adanya tambahan bus Bandros, diharapkan dapat memenuhi antusiame masyarakat yang ingin berkeliling Kota Bandung. Namun, kata Firman, Bandros kuning belum siap beroperasi.
’’Secara fisik sudah jadi, tinggal administrasinya setau saya belum siap. Belum ada serah terima dari bank mandirinya. Padahal, kalau ada Bandros yang kuning kan bisa membantu,’’ ucapnya. Meski begitu, bus Bandros merah memang sempat beroperasi beberapa kali. Namun, hanya untuk acara acara pemkot atas rekomendasi dari disbudpar.
Sementara itu Kepala Disbudpar Kota Bandung Herlan JS mengaku, kerusakan spare parts bus Bandros sudah teratasi. ’’Itu masih yang spare parts kemarin, tapi sekarang sudah beres. Minggu depan udah bisa kok jalan,’’ kata Herlan.
Dia juga menargetkan dua bus Bandros warna kuning bisa beroperasi. Mengenai hal ini, Herlan menyerahkan sepenuhnya kepada pihak ketiga. Yakni, Badan Promosi Pariwisata Kota Bandung (BP2KB) yang selama ini mengelola Bandros. ’’Pemkot cuma jadi pengawas, karena CSR itu harus dikelola masyarakat,’’ ungkap dia. (fie/tam)