ROTTERDAM – Setelah menunggu selama sepuluh tahun, Stanislas Wawrinka akhirnya berhasil mengakhiri dahaga gelarnya di turnamen ATP Tour 500. Itu terjadi setelah dia menjuarai ABN Amro World Tennis di Rotterdam, pada Minggu (15/2) malam waktu setempat atau Senin (16/2) dinihari WIB.
Di final, juara Grand Slam Australia Terbuka 2014 itu mengalahkan juara bertahan, Tomas Berdych lewat pertarungan ketat selama tiga set, 4-6, 6-3, 6-4 dalam tempo dua jam.
Kemenangan ini sekaligus memperpanjang dominasi Stan, panggilan akrab Wawrinka, atas Berdych yang kini menjadi 6-0. Gelar di Rotterdam juga membuatnya mengikuti jejak para petenis legendaris Swis seperti Heinz Gunthardt (1980), Jakob Hlasek (1989) dan Roger Federer (2005, 2012) yang juga pernah merebut titel di turnamen ini.
Titel di ATP Rotterdam jadi koleksi kesembilan buat Stan untuk tour level ATP 500, atau yang kedua di tahun 2015. Sebelumnya, gelar pertama diraih di Aircel Chennai Terbuka.
Sebagai juara, Stan berhak membawa pulang uang hadiah sebesar 358. 540 euro atau sekitar Rp 5,2 miliar ditambah 500 ATP Ranking point yang kemungkinan bisa mengangkat peringkatnya.
’’Ini adalah pekan yang luar biasa. Tidak mudah, tapi setiap laga saya selalu bisa menemukan jalan keluar. Ini juga final yang hebat. Tomas bermain sangat baik, tapi saya senang bisa memenangkan laga ini serta merebut titel,” ungkap Wawrinka usai laga seperti dilansir dari situs resmi ATP.
’’Ini adalah titel ATP 500 saya dan menang di lapangan indoor buat saya sangat spesial. Selalu merasa bangga bisa meraih trofi,” lanjut Wawrinka.
Sementara Berdcyh yang berambisi untuk mempertahankan gelar buat pertama kali dalam karirnya, harus kembali menelan kekecewaan. Ia gagal mengikuti jejak Arthur Ashe (1975-76), Stefan Edberg (1987-88) Nicolas Escude (2001-02), dan Robin Soderling (2010-11) yang mampu mempertahankan titelnya di Rotterdam.
Rekornya di babak final kini 10 kali menang dan 16 kali kalah. Sebagai runner up, petenis asal Republik Ceko itu berhak mendapatkan hadiah sebesar 161.150 euro dan 300 ATP Point. “Saya sangat kecewa dengan cara saya mengakhiri pertandingan,” kata Berdych. “Pasti hanya ada satu pemenang. Saya punya peluang di awal set kedua, tapi saya gagal memanfaatkannya, jadi saya rasa hal itu membuat permainan saya memburuk,” tegas Berdych. (dim/jos/hen)