LEMBANG – Akibat hujan deras yang mengguyur dua desa di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, mengakibatkan tanah longsor. Longsor pertama terjadi di Desa Cikahuripan tepatnya di Kampung Lebak Cihideung pada Senin (9/2) malam. Akibatnya, akses jalan dari Desa Cikahuripan ke Desa Jayagiri dan sebaliknya tak bisa dilewati warga. ”Longsor di Cikahuripan terjadi pada Senin malam. Begitu mendapat laporan, kami dibantu warga dan tim gabungan langsung bergotong royong membuka akses jalan,” kata anggota Pemadam Kebakaran Bandung Barat, Nur Alamsyah saat ditemui di lokasi kejadian, kemarin.
Mengingat lokasi longsor merupakan akses jalan antar penghubung desa, warga meminta aparat pemerintah setempat segera melakukan tindakan. Apalagi, tidak jauh dari lokasi kejadian terdapat puluhan pemukiman warga. ”Warga khawatir bila hujan kembali mengguyur wilayah ini bisa-bisa terjadi longsor susulan. Ada pula warga yang was-was bila rumahnya tertimbun longsoran tanah,” tuturnya.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun akses warga sempat terputus. Warga yang tinggal di sekitar lokasi longsor juga merasa terancam akan bahaya longsor susulan. Sementara itu, menurut Saepul, Ketua RT 1 RW 2, ada sekitar 25 rumah yang rawan terkena longsor. Bahkan, imbuhnya, ada satu rumah yang temboknya telah mengalami keretakan parah.
”Dalam satu RW itu ada dua RT yang rumahnya rawan terkena longsor,” katanya. Dia berharap, pemeritah dapat memperhatikan bahaya yang dirasakan warga. ”Longsor yang ke jalan memang harus dibersihkan, karena jalan itu banyak yang pakai. Akan tetapi, yang paling penting itu kan keselamatan warga. Jangan sampai menunggu jatuh korban dulu,” ujarnya.
Sementara, longsor kedua terjadi di Desa Lembang Kecamatan Lembang. Tebing setinggi 15 meter dan lebar 7 meter ambruk menutupi selokan dan jalan perkampungan. Longsor di Kampung Situ PPI itu terjadi pada Selasa (10/2) pagi, sekitar pukul 06.00. Lantaran tanah longsor memampatkan selokan, pemukiman warga banyak yang tergenangi air.
”Longsor ini berada di RW 7, tetapi dampaknya dialami warga RW 16. Dulu, tahun 2012, di lokasi ini pernah longsor, tapi yang sekarang lebih besar. Tidak ada korban,” kata Jepri, kepala dusun setempat.