Hasil Panen Bisa Berlipat Ganda
GEDE BAGE – Salahsatu terobosan dan Inovasi dalam bidang pertanian saat ini dikembangkan dengan sistem berbasis Mikroba di Kompleks Perumahan Riung Bandung yang menggunakan lahan seluas 1 hektare.
Penggagas dan pelopor revolusi pertanian ramah lingkungan Ir H Herdiwan sebagai Ketua Yayasan Heritage’n Cross Culture Care, DR Lukman Gunarto (IPB) dan DR Agus Kuncaka (UGM) saat ini sedang meneliti sistem tersebut untuk mendongkrak hasil padi dalam setiap hektar lahan.
”Upaya ini dilakukan sebagai salah satu jawaban perwujudan Swasembada Usaha Sektor Pertanian (padi, sapi, ikan, udang, unggas, kentang, tebu, sawit) karena akan meningkatkan hasil panen,” jelas Herdiwan di lokasi penelitian, Riung Bandung, kemarin (8/2)
Menurutnya, sistem uji coba di sawah tersebut dengan menggunakan pupuk mikroba. Selain itu, kata dia, dari hasil uji coba tersebut sejak 23 Desember 2014, telah terbukti memetik hasil panen menjadi 6-7 ton per hektare.
Hasil panen tersebut meningkat signifikan menjadi 30 hingga 40 persen bila dibanding dengan padi yang menggunakan pupuk kimia.
”Program ini disamping meningkatkan hasil panen juga menjadikan alam terhindar dari kerusakan lingkungan karena penguranan bahan kimia,” ujar Herdiwan.
Selain itu, hasil formula tersebut telah menghasilkan perbedaan pertumbuhan yang cukup signifikan, terutama pada batang padi berumur satu bulan.
”Untuk petak yang memakai pupuk kimia hanya menghasilkan rata -rata 50 batang, sementara petak yang memakai formula mikroba menghasilkan rata-rata 90 batang padi,” ucap Herdiwan.
Herdiwan menuturkan, dari hasil penelitiannya dia menamakan program ini Hebring (Humus dan Enzym Bikin Ringan Indonesia ). Program ini sebagai salah satu trobosan untuk meningkatkan produktivitas padi yang dinamakan
”Ini diharapkan bisa meningkatkan kemakmuran warga sehingga akan dikenang sebagai upaya turut melestarikan bumi dan membawa kemaslahatan kepada rakyat,” tutur dia
Sementara itu Ketua Forum Penyelamat Lingkungan Hidup Jabar Thio Setiowekti menyambut baik upaya yang dilakukan Herdiwan dan para pakar IPB dan UGM ini