’’Awalnya, aku dipukul karena bertengkar dengan adik kandungku. Bahkan tidak segan ibu tiriku menendang dan menganiaya bahkan melukai,” jelasnya.
Penganiayaan semakin sering dialami Maria setelah kelahiran adik tirinya. Sekitar tahun 2007, dia bahkan disetrika. “Aku pernah disetrika ibu tiriku. Masalah itu sempat diketahui keluarga hingga membuat ibu tiriku pergi dari rumah,” jelasnya.
Tahun 2011, Maria diminta ayah dan ibu tirinya ikut tinggal di Medan. Agar mau, dia diiming-imingi akan dibelikan ponsel. Karena yakin ibu tirinya telah berubah, keluarga yang sempat melarang akhirnya mengijinkan Maria tinggal di Medan.
’’Selama tinggal di Medan, ayah pulang dari Sibolga sekali seminggu atau sekali dua minggu untuk memberi uang belanja. Saat ayah tidak ada, ibu kembali menganiayaku lagi. Aku sering diikat dan ditendang,” imbuh Maria.
Atas tindakan itu lah, pihak keluarga berencana mengadu ke Polisi. “Karena penganiayaannya terjadi di Medan, kami berencana melapor ke Poldasu,” ujar Tito, sepupu Maria. (rah/ras/hen)