BATUJAJAR – Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jendral TNI Gatot Nurmantyo memberangkatkan Ekspedisi NKRI Koridor Kepulauan Nusa Tenggara 2015. Para peserta berasal dari gabungan unsur TNI/Polri, perguruan tinggi LSM, para peneliti, kementerian, lembaga, dan dinas instansi yang berjumlah 1.241 orang
Gatot menyatakan, ekspedisi tahun ini merupakan yang ke-5 kalinya sejak tahun 2011 lalu di Bukit Barisan Pulau Sumatera. Tahun 2012 ekspedisi dilakukan di khatulistiwa di Pulau Kalimantan. Untuk tahun 2013 dilakukan di Maluku, tahun 2014 di Maluku Utara dan di tahun 2015 digelar di Koridor Nusa Tenggara.
Ekspedisi kali ini, kata dia, difokuskan terhadap penemuan baru soal flora dan fauna yang belum diketahui sebelumnya. Lalu juga melihat batas-batas wilayah NKRI dengan negara lainnya. ’’Juga mengetahui kondisi kesejahteraan masyarakat di pelosok Nusa Tenggara,’’ kata Gatot kepada wartawan di Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) Batujajar, kemarin (3/1).
Menurut dia, kegiatan ini dilatarbelakangi oleh kecintaan kepada tanah air serta melakukan pemanfaatan pelestarian flora dan fauna. Sebab, disadari negeri ini sangat kaya sumber daya alam. Serta, banyak potensi alam yang belum dipahami optimal dalam pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonsesia.
Dengan keluarnya Keputusan Presiden (kepres) Nomor 41 Tahun 2014 tentang Panitia Nasional Penyelenggara Ekspedisi NKRI ini, lanjut dia, menunjukkan dukungan dari komponen bangsa untuk membantu pemerintah dalam upaya mewujudkan sembilan agenda prioritas. Atau, yang dikenal dengan Nawacita.
Pasalnya, lanjut dia, dalam melakukan ekspedisi ini memiliki 3 poin tujuan. Pertama, untuk melakukan penjelajahan wilayah NKRI terutama di beberapa titik perbatasan di Indonesia. Penjelajahan akan dilakukan melewati gunung, hutan rawa dan sungai. ’’Kita melakukan ekspedisi ke sejumlah titik perbatasan untuk menjaga keutuhan NKRI,’’ paparnya.
Hal kedua, kata dia, ekspedisi tersebut dilakukan untuk penelitian meliputi kegiatan pendataan dan pemetaan, di bidang kajian kehutanan geologi potensi bencana serta sosial budaya. Ketiga untuk mewujudkan pengabdian masyarakat yang akan difokuskan pada pelestarian alam, penyuluhuan KB, dan keluarga prasejahtera.
Gatot menambahkan, para peserta ekspedisi ini akan melakukan ekspedisi selama 4 bulan. Para peserta juga akan mengetahui sekaligus membuka daerah terisolir di Nusa Tenggara. ’’Para peserta juga akan mengenali karakteristik wilayah yang dilalui,’’ ujarnya.