Anggap jalur Normal Lebih Jauh
RANCAEKEK – Maraknya pengguna kendaraan bermotor roda dua yang menggunakan jalur berlawanan, masih dengan gampang ditemui. Seperti yang terlihat di sepanjang Jalan Raya Cipasir, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung. Sepanjang jalan yang menghubungkan Kecamatan Cicalengka, Rancaekek dan Cileunyi, banyak ditemukan pengendara yang nekat menggunakan jalur berlawanan.
Hal tersebut dapat tentunya dapat membahayakan bagi pengendara lainya. Meski begitu, nyatanya kondisi tersebut sudah berlangsung lama. ’’Banyaknya pengendara menggunakan jalur berlawanan, dikarenakan para pengendara ingin cepat ke tempat kerjanya. Jika memutar di tempat yang disediakan, jaraknya cukup jauh dan membutuhkan waktu lama, ditambah dengan kemacetan yang terjadi,’’ kata Maman Abdul Rochman, 35, warga Kampung Cikijing, Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek, salah seorang warga kampung yang terpaksa menerobos kepada Soreang Ekspres (Grup Bandung Ekspres) kemarin (2/2).
Sebagai pekerja, dia selalu dituntut untuk masuk kerja sesuai waktunya. Namun, kemacetan lalu lintas yang tidak dapat diprediksi membuatnya terpaksa melakukan hal tersebut. ’’Walaupun berbahaya menggunakan jalur berlawanan, hal tersebut terpaksa dilakukan guna mempercepat ke lokasi pabrik tempat saya bekerja. Selain itu, banyak pengendara melakukan hal yang sama. Saya juga ikut saja, karena tidak ada jembatan penyebrangan khusus sepeda motor juga,’’ jelasnya.
Pihaknya berharap, kepada pemerintah baik Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, untuk membangun jembatan baik untuk penyebrangan warga serta penyebrangan untuk sepeda motor. Hal itu guna menekan angka pelanggaran bagi pengguna sepeda motor.
Hal senada disampaikan warga lainnya Neneng Risma, 27, warga Dangdeur, Desa Bojongloa Kecamatan Rancekek. Menurutnya, kondisi tersebut sudah berlangsung lama, dan juga sering menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas.
Menurutnya, banyaknya pengendara sepeda motor yang terpaksa menerobos jalur berlawanan, dikarenakan jarak ke lokasi pabrik tempat bekerja menjadi dekat jika menggunakan jalur berlawanan. Kalau menggunakan jalur yang semestinya, kata dia, jaraknya menjadi sangat jauh. Padahal, lokasi tempat bekerjayang berada di Kabupaten Sumedang, yang jaraknya hanya bisa dengan menyebrang dan tidak membutuhkan waktu yang lama.
’’Kalau menggunakan jalur berlawanan, bisa dijangkau dengan 10 menit. Jika menggunakan jalur semestinya bisa mencapai 30 menit, itu juga kalau arus lalu lintas normal. Kalau arus lalulintas macet, lumayan menyita waktu,’’ tuturnya. (gun/far)