Walhi Ajak DPRD Bentuk Kaukus Parlemen Lintas Partai
BANDUNG – Lembaga Swadaya Masyarakat Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) mengajak DPRD Jabar untuk membentuk Kaukus Parlemen Lintas Partai urusan lingkungan. Ini karena Walhi melihat program-program pelestarian lingkungan, semisal pelestarian Sungai Citarum tidak berjalan dengan baik.
Direktur Walhi Wilayah Jawa Barat Dadan Ramdan mengatakan, lembaga yang diajukan tersebut memiliki kewajiban untuk mengawal kerja dalam pengawasan, legilasi, terkait isu-isu lingkungan hidup agar benar-benar dijalankan sesuai aturan perundang-undangan.
Dadan berpendapat, banyak mandat-mandat ditingkat daerah sering berbenturan dengan program pemerintah pusat. Ini karena Pemda memiliki program sendiri, terlebih implementasi yang dijalankan pada UU 23 tentang pemerintahan daerah maupun tingkat Pemprov yang telah dilaksanakan.
Dia menginginkan, agenda yang dicanangkan Pemprov Jabar untuk lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum harus memiliki peran starategis dengan melibatkan lintas kab/kota.
Dadan menuturkan, saat ini, program Sungai Citarum sangat banyak. Bukan saja tingkat nasional, bahkan lembaga-lembaga dunia yang konsen terhadap lingkungan juga ikut membantu anggaran untuk menuntaskan masalah Citarum.
Dia menyebutkan, semisal Proyek Jica, lembaga dari Jepang memberikan dana sebesar Rp 740 miliar untuk Citarum. ”Lembaga Jepang tersebut kan merasa memiliki kewajiban karena ikut andil dalam pembangunan infrastruktur, jadi sudah seharusnya memberikan konpensasi,” ucap Dadan.
Selain itu, program pemerintah pusat seperti ICWMRIP dengan jumlah anggaran mencapai trilunan untuk lima tahun kedepan. ”Artinya, puluhan trilyun sudah dikucurkan tapi permasalahannya sungai Citarum sampai detik ini masih jalan di tempat. Bahkan kondisinya sudah sangat parah,” cetus Dadan.
Sementara itu, Ketua Fraksi Partai Golkar Yod Mintaraga mengatakan, Kondisi Citarum menjadi tercemar sebetulnya banyak pihak yang berkepentingan di Citarum.
”Merevitalisasi daerah aliran sungai Citarum sudah menjadi persoalan nasional yang melibatkan banyak pihak. Namun demikian, persoalan yang ada sangat komplek. Seperti prilaku hidup masyarakat dan pihak yang berkepentingan, termasuk dunia investasi yang ikut menyumbang dampak semakin buruknya sungai Citarum,” ujar Yod. (yan/fik)