Bongkar 41 Kios Ilegal

Akan Dibangun Taman dan Perluasan Drainase

 CIMAREME – Puluhan kios yang berada di pinggiran Jalan Raya Cimareme (dekat Samsat), Desa Cimareme, Kecamatan Ngamprah, ditertibkan jajaran Satpol PP Kabupaten Bandung Barat (KBB). Penertiban ini dibantu 15 personel Dishub, 7 personel Koramil, 5 personel Polsek, dan dibantu jajaran UPTD Kebersihan dan Pertamanan berjalan lancar.

Kasatpol PP KBB, Rini Sartika menyatakan, sebelum dilakukan penertiban, para pedagang juga sudah diberikan imbauan terlebih dahulu. Bahkan, para pedagang membongkar kiosnya sendiri karena sudah menyadiri bahwa kiosnya berdiri disembarang tempat.

”Yang ditertibkan itu semuanya ada 41 kios. Tapi, para pedagang sendiri yang membongkar kiosnya. Kami juga berkoordinasi dengan kepala desa setempat,” kata Rini kepada wartawan ditemui di lokasi, kemarin (27/1).

Rini menjelaskan, para pedagang yang berjualan di tempat ini sebagian besar merupakan para pendatang di luar Bandung Barat yang sudah berjualan cukup lama. Rata-rata para pedagang sudah berjualan dari mulai 7 hingga 15 tahun. ”Kita tidak melakukan relokasi kepada para pedagang karena memang para pedagang merupakan pendatang dan juga tidak memiliki tanah pribadi,” paparnya.

Rencananya, lanjut Rini, lokasi yang ditertibkan ini akan dijadikan lokasi taman dan juga pembenahan saluran drainase. Apalagi dalam waktu dekat akan dilakukan penilaian Piala Adipura.

”Pembenahan ini juga untuk penilaian Adipura. Apalagi pintu masuk ke Pemda Bandung Barat melalui jalur ini,” bebernya seraya menyebutkan jika para pedagang tetap mendirikan kios dilain waktu, akan kembali ditertibkan oleh Satpol PP.

Sementara itu, salah seorang pedagang yang ditertibkan, Agung Budisantoso Warga Kampung Babakan Rohman, RT 4 RW 2 Desa Cimareme menyatakan, dirinya sudah berjualan di lokasi ini selama 15 tahun. ”Saya menertibkan kios oleh saya sendiri. Karena saya juga menyadari berdiri tanpa izin. Sehari-hari saya berjualan pulsa,” ungkapnya.

Agung menambahkan, dirinya saat ini akan mengumpulkan modal terlebih dahulu untuk mencari tempat supaya bisa berjualan di lokasi lain. ”Memang mencari lokasi lain di pinggir jalan sangat sulit. Karena harga juga per tahun mencapai Rp10 juta hingga Rp15 juta. Apalagi istri saya mau melahirkan anak kedua. Mudah-mudahan saja mendapat rejeki untuk mencari tempat lain,” tandasnya. (drx/fik)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan