Strategi BPPT Menuju Zero Complain
BATUNUNGGAL – Lalu lalang orang dengan tentengan map menghiasi depan kantor Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT) Kota Bandung. Gerai pelayanan terlihat sibuk dengan tugasnya masing-masing. Kepala Dinas BPPT Ema Sumarna turut meninjau kesibukan tersebut.
Bermaksud menjelaskan rencana BPPT pada tahun 2015, Bandung Ekspres diajak Ema untuk berkunjung ke ruangannya, kemarin (20/1). Di dalam ruangan, Ema mengaku, pihaknya sudah mempersiapkan infrastruktur untuk mendorong tahun pelayanan publik prima yang dicanangkan oleh Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Hal itu, mendukung pada tujuan tujuan zero complain governance.
Program yang sedang digarapnya, berawal dari perbaikan sarana dan prasarana kantor pelayanan perizinan. Namun, hal ini membutuhkan proses pelelangan, karena butuh dana yang cukup banyak. ”Rencananya, ruangan ini akan dibuat command center-nya BPPT,” katanya sambil memetakan ruangan.
Command Center yang direncanakan akan segera digarap itu akan terhubung dengan pusat kendali di balai kota. Nantinya, data-data perizinan yang berkaitan dengan BPPT akan berbentuk digital. ”Datanya terintegrasi secara elektronik,” tuturnya.
Selain itu, rencana pelayanan yang sedang digarap adalah mengubah sistem. Sebab, sekarang masih banyak warga mendatangi loket. Sehingga, nanti warga yang bermaksud membuat perizinan tidak perlu mendatangi loket.
Semua akses pelayanan perizinan akan dibuat secara online. Namun, prosesnya akan dilakukan secara bertahap. Tidak langsung meniadakan pelayanan di loket. ”Tetapi basisnya tetap akan online,” jelasnya.
Menurut Ema, awalnya mungkin saja akan membuat tim pembantu pelayanan. Pasalnya, dimungkinkan masih ada warga yang belum dapat melakukan perizinan secara online. ”Jadi dibantu di loket pelayanan,” tuturnya.
Berkaitan dengan proses perubahan sistem tersebut, Ema menuturkan, sedang melakukan re-organisasi pegawai. Melalui pelatihan dengan maksud mengubah mindset dulu. Yakni, melayani secara langsung menjadi online service. ”Baru dua bagian yang diberi pelatihan,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ema mengatakan, pihaknya akan melakukan sosialiasi kepada masyarakat. Rencananya, sosialisasi akan dilakukan Februari sampai April mendatang. Namun, berkaitan dengan konsep sosialisasi masih dipersiapkan. ”Akan juga disisipkan imbauan-imbauan dari pemerintah,” tukasnya.
Selain itu, akan disebarkan juga di enam wilayah, bekerjasama dengan Kelurahan dan Kecamatan. Bertatap muka dengan Rukun Warga (RW) atau Rukun Tetangga (RT). ”Bila perlu, nanti saya juga turun langsung,” ujarnya.