Imbau Tak Perlu Cemas Hadapi MEA
BANDUNG – Kegelisahan para pelaku usaha menjelang pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tidak hanya terjadi di Indonesia. Tapi, juga menjalar ke pelaku usaha di seluruh negara ASEAN.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dalam berbagai pertemuan dengan kepala negara ASEAN, mereka juga mengaku khawatir jika MEA akan memukul pelaku usaha di negaranya. ’’Sebab, semua masih meraba dan menerka apa yang akan terjadi nanti,’’ ujarnya saat membuka Munas Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Hotel The Trans, Jalan Jenderal Gatot Subroto, kemarin (12/1).
Karena itu, Jokowi meminta kepada para pelaku usaha di Indonesia agar tidak terlalu khawatir dan grogi dengan pelaksanaan MEA. ’’Justru yang paling ditakuti negara lain itu adalah Indonesia,’’ katanya.
Menurut Jokowi, dengan jumlah penduduk 250 juta, jumlah pelaku usaha di Indonesia juga paling banyak dibanding negara lain. Karena itu, begitu pasar ASEAN dibuka, potensi terbesar untuk menyerbu adalah pengusaha-pengusaha Indonesia. ’’Apalagi, anggota Hipmi yang masih muda-muda, larinya pasti kencang,’’ ucapnya.
Jokowi menyebut, saat inipun sudah banyak pelaku usaha Indonesia yang melakukan ekspansi ke ASEAN. Tidak hanya negara-negara besar, tapi juga termasuk negara seperti Myanmar. ’’Di Myanmar, banyak kontraktor kita yang menang tender. Ada yang buka jaringan toko. Jadi kita sudah masuk ke ASEAN,’’ ujarnya.
Meski demikian, kata Jokowi, pemerintah juga tidak lantas bertopang dagu menunggu MEA tanpa persiapan. Dia mengatakan, kunci utama dalam kompetisi regional dan global adalah daya saing. Karena itu, dana Rp 200 triliun lebih yang dihasilkan dari penyesuaian harga BBM, akan dialokasikan untuk membangun infrastruktur transportasi, energi, pertanian, dan lain-lain. ’’Kalau infrastruktur kita kuat, daya saing juga kuat,’’ katanya.
Jokowi mengatakan, saat ini pembangunan infrastruktur menjadi skala prioritas. Untuk melaksanakan pembangunan tersebut, dia mengaku akan melakukan pola yang berbeda. ’’Yaitu akan disuntikan dana segar sebesar Rp 84 triliun kepada BUMN yang sehat,’’ jelas bapak dua anak ini.