Antisipasi Lonjakan Harga Bahan Pangan, Bulog Siap Operasi Pasar

JAKARTA – Pemerintah terus mengantisipasi potensi lonjakan harga bahan pangan periode Puasa dan Lebaran. Selain mengamankan pasokan, pemerintah juga siap melakukan operasi pasar untuk meredam laju kenaikan harga.

Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan, Bulog sudah siap melakukan operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga bahan pangan berupa beras, gula, dan daging sapi selama periode Puasa dan Lebaran. “Sewaktu-waktu dibutuhkan, kami siap,” ujarnya dalam rangkaian sidak pamantauan harga bersama Menko Perekonomian Chairul Tanjung di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta, kemarin (13/6).

Menurut Sutarto, Bulog memiliki stok yang cukup kuat untuk mengamankan pasokan dan meredam fluktuasi harga tiga bahan pangan tersebut. Per Mei ini, stok beras di gudang Bulog mencapai 1,9 juta ton, gula 33.000 ton, dan daging sapi beku impor asal Australia sebanyak 280 ton. “Untuk beras, operasi pasar siap di semua provinsi, gula di sebagian provinsi, kalau daging masih terbatas di Jakarta, Banten, dan Jabar,” katanya.

Sutarto menjanjikan, harga komoditas pangan yang dijual dalam operasi pasar Bulog akan lebih murah sekitar 5 – 10 persen dibanding harga di pasaran. Selain tiga komoditas di atas, Bulog juga siap menjalankan fungsi stabilisasi untuk komoditas lain berupa ikan segar dan ikan beku. “Kami sudah kirim surat ke gubernur. Jika sewaktu-waktu butuh operasi pasar di daerahnya, silakan langsung hubungi Bulog,” ujarnya.

Selain Bulog, Kementerian Perdagangan juga menyatakan siap menjaga stabilitas harga. Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan agenda tahunan berupa pasar murah di Kementerian Perdagangan, pasar murah oleh Dinas Perdagangan di seluruh Indonesia, hingga pembentukan Posko Kemendag untuk memantau harga. “Kita optimistis harga kebutuhan pokok bisa kita jaga,” katanya.

Menko Perekonomian Chairul Tanjung menambahkan, mundurnya masa panen akibat cuaca ekstrim dan banjir pada awal 2014 berdampak positif. Sebab, panen beras di sentra-sentra produksi baru terjadi pada awal Juni-Juli 2014 menjelang puasa dan Lebaran, sehingga pasokan dan ketersediaan beras di pasar-pasar dalam kondisi cukup. “Dengan begitu, kenaikan harga bisa diredam,” ujarnya. (owi)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan