Ritual Mengingat Tragedi 21 Februari di Eks TPAS Leuwigajah

MENGINGAT LONGSOR LEUWIGAJAH: Para sesepuh dan masyarakat di kawasan Kampung Cireundeu memulai ritual ditabur bunga di titik longsor. Ritual itu dilakukan untuk mengenang dan mendoakan para korban yang tewas dalam tragedi kala itu.

Intinya, kata Abah Widi, pesan dari ritual ini adalah mengingatkan kepada pemerintah bahwa pengelolaan sampah yang buruk seperti 15 tahun lalu jangan sampah terulang dikemudian hari. Cukup hanya jadi cerita untuk anak cucu nanti.

 

”Kekecewaan itu mendasar, karena pemerintah hanya ingin buang tanpa ada menejemen aturan yang jelas. Akhirnya ratusan orang meninggal,” sebutnya.

 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Mochammad Ronny mengatakan, moment HPSN ini untuk mengingatkan kembali tragedi longsor 21 Feburari 2005. Pihaknya mengusung konsep membuat lorong/area instalasi melalui foto dan efek suara pantomim.

 

”Instalasi seni lorong akan menjadi pintu masuk ke area event sambi melihat foto tragedi 15 tahun lalu,” ujarnya.

 

Sementara spot pantomim akan memainkan peran sebagai manusia sampah, mengucapkan beberapa kalimat, berinteraksi dan mengajak audiens merasakan dan mengingat tragedi kelabu itu.

 

”Konsep ini adalah titik awal untuk mengingatkan dan mengambil pelajaran ke depan,” tandasnya. (*)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan