Baru Terserap 10 Persen, Anggaran Covid Sebesar Rp 216 M Dikembalikan ke Tiap SKPD

SUMEDANG– Ketua Divisi Keuangan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Sumedang, Nasam SE, Ak menjelaskan, pelaksanaan dana covid Rp216 miliar, bersumber dari belan­ja tidak terduga dan hasil re­cofusing masing-masing SKPD.

Seperti diketahui, anggaran penanganan Covid-19 di Ka­bupaten Sumedang baru ter­serap sekitar 10 persen. Oleh sebab itu, anggaran yang ma­sih tersisa, rencananya akan dikembalikan kepada SKPD terkait pada perubahan nan­ti.

”Kemarin recofusing, kalau tidak dipakai akan dikembali­kan lagi ke masing-masing SKPD yang membutuhkan,” ujar Na­sam kepada Sumeks, Rabu (5/8).

Nasam mengatakan, dalam penggunaan anggaran, selalu dikomunikasikan terhadap seluruh forum pimpinan dae­rah. Dikarenakan, recofusing tersebut memiliki regulasi walaupun tidak dibahas di paripurna. ”Tiap bulan kami selalu evaluasi dan seluruh pimpinan hadir. Jumlah alo­kasi dan penyerapan sampai perkembangan terakhir kita sampaikan,” terangnya.

Dari dana yang sudah di-recofusing atau dialokasikan, lanjut Nasam, untuk kegiatan penanganan covid saat ini anggaran yang pertama di­gunakan dari Biaya Tidak Terduga (BTT) dan diekse­kusi melalui divisi keuangan. ”Itu prosesnya tetap SKPD yang tangani. Misalnya, dinkes ter­kait kebutuhan APD dan swab. Itu mengajukan permohonan­nya kepada kita,” jelasnya.

Untuk memastikan setiap kebutuhan terpenuhi dengan baik, tim divisi keuangan pun akan mengkaji setiap penga­juan yang masuk. Salahsatunya melalui penyaringan dari di­visi logistik. ”Divisi logistik Acc, baru pencairannya. Itupun setelah persetujuan yang di tandatangani oleh Sekda dan Bupati. Bahkan jajaran pimpi­nan tertentu juga harus mem­parafnya. Seperti BPBD, Bapp­peda, Inspektorat, hingga terakhir saya sebagai ketua divisi keuangan,” paparnya.

Sementara itu, untuk peng­gunaan anggaran sendiri, Nasam menyebut hingga saat ini pemerintah baru mengelu­arkan dana sekitar Rp25 mi­liar. Anggaran pertama yang terbilang besar ada pada be­lanja bantuan sosial. Dimana pemerintah sudah mengelu­arkannya sebanyak dua tahap, yakni tahap pertama kepada 15.000 KK dengan total ang­garan Rp7,5 miliar. Dan tahap kedua berkurang karena se­bagian dialokasikan ke pro­vinsi sekitar 8.000 KK dengan anggaran sekitar Rp 4 miliar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan