Beras Menumpuk, Manejemen Bulog Amburadul

JAKARTA – Ribuan ton beras menumpuk di gudang Bulog. Hal ini membuat keprihatinan sejumlah pihak.

Anggota Komisi IV DPR RI, Andi Akmal Pasludin menilai, kondisi ini menunjukkan kinerja Bulog dipertanyakan, terutama manajemen peningkatan kualitas beras dan inovasi.

“Kegagalan dalam dua hal ini diyakini akan menjadi hal berulang pada penumpukan beras di gudang-gudang Bulog di masa depan,” kata Andi dalam rilisnya, Kamis. (27/6).

Dia mengatakan, inovasi yang dilakukan oleh Bulog dengan menjual beras dalam kemasan atau sachet tidaklah efektif. Inovasi tersebut dinilai kalah bersaing dengan pasar beras lainnya.

“Sekarang menjual dengan sachet, kalah sama pemain besar. Bulog harusnya jangan main ketengan seperti itu, harusnya bermain skala besar,” kata Andi.

Dia menyoroti, salah satu penyebab menumpuknya beras di gudang-gudang karena program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) tidak mewajibkan diambil dari Bulog.

Untuk itu, dia mengusulkan, selain ditugaskan untuk menyerap, Bulog dapat diberikan kewenangan untuk menyalurkan.

“Intinya, bagaimana keluarkan dulu itu beras. Misalnya untuk rastra (beras sejahtera), bikin saja aturannya,” cetusnya.

Hal yang sama disampaikan Anggota Komisi IV DPR RI Ono Surono. Menurutnya, jutaan beras menumpuk di gudang lantaran Bulog tak dapat mensuplai beras ke Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) secara maksimal.

Sebetulnya, dewan sudah mengingatkan Bulog untuk segera mensinkronisasikan data beras, mulai dari stok di gudang Bulog, produksi hingga kebutuhannya.
Namun, manajemen sinkronisasi ini sepertinya belum terlaksana.

“Jadi walaupun perlu impor tetapi terbatas dan bisa dikendalikan,dan tidak mengganggu harga gabah di petani,” jelasnya.

Sementara itu, Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Galuh Octania, mendorong Bulog untuk berinovasi memperbaiki kualitas stok berasnya.

Dengan begitu, beras diyakini bisa langsung dijual atau disalurkan lewat BPNT. Sebab, beras Bulog selama ini kurang diminati oleh para penerima manfaat BPNT.

“Pemilik e-warung sekarang kan lebih mengutamakan untuk menyetok beras dari non-Bulog,” kata dia.

Untuk itu, penting bagi Bulog untuk meningkatkan daya tarik produknya agar diminati oleh masyarakat, terutama para penerima BPNT.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan