Bandingkan dengan Tottenham dan Arsenal sebagai pesaing terdekatnya dalam perburuan gelar juara Premier League ini. Spurs misalnya, yang harus menjalani pekan terjal melawan Liverpool (2/4) dan Manchester United (10/4). Sedangkan Arsenal juga bisa disibukkan West Ham dalam derby London (9/4).
Ranieri hanya berharap pertolongan 60 persen rekor kemenangan kandangnya musim ini. Bersama Swansea, Soton dan West Ham dihadapi Leicester di King Power Stadium, homeground-nya. ’’Tiga laga kandang harus kami amankan. Sekarang saya ingin melihat sejauh mana kuda saya bisa berlari,’’ lanjutnya.
’’Kami tetap berjuang laga per laga. Setidaknya saat ini kami sudah mengunci satu slot ke Europa League musim depan. Lalu, kami sedikit lagi mendapatkan tiket lolos ke playoff Liga Champions. Itu yang sudah nyata saat ini,’’ tutur pelatih yang baru-baru ini namanya dipakai sebagai nama sosis tersebut.
Dalam mengamankan setiap langkahnya menuju juara Premier League untuk kali pertama itu, Leicester kembali ke performa aslinya. Bermain efektif dan menggunakan counter attack plus bola-bola jauh sebagai senjata mematikannya. Opta mencatat, pesta di Selhurst Park kemarin menjadi pesta ke-13 yang dilakukan Leicester dengan marjin satu gol.
Wes Morgan dkk menjadi klub terbanyak mencatatkan kemenangan dengan marjin satu gol dibandingkan klub Premier League lainnya. Statistik itu pun menguatkan label Leicester sebagai klub dengan efektivitas serangan terbaik. Karena mereka hanya butuh 7,6 tembakan untuk per satu golnya.