Riset dan Inovasi Menjadi Kunci

Ang Hoey Tiong tentang Industri Otomotif

Industri otomotif masih menjadi tumpuan dan salah satu penggerak pertumbuhan. Mulai berkembangnya ekonomi di daerah juga menjadi peluang bagi industri otomotif di tanah air.

ANG Hoey Tiong, presiden direktur Honda Surabaya Center (PT Istana Mobil Surabaya Indah), menganggap prospek industri itu masih akan cerah dalam sepuluh tahun ke depan. Terus tumbuhnya kelas menengah menjadi penopang optimisme tersebut.

Dalam empat tahun terakhir ini rata-rata pertumbuhan industri otomotif mencapai 6,5 persen. ”Pertumbuhan tersebut di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata mencapai 5,8 persen,” kata laki-laki kelahiran Jakarta, 10 Maret 1969, itu. Menurut data Thailand Automotive Institute, pada 2020 pasar domestik otomotif Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN. Pada 2020 jumlah mobil yang akan terjual di Indonesia diperkirakan mencapai 1,5 juta unit.

Angka tersebut mengungguli Thailand yang mencapai 1,1 juta mobil dan Malaysia yang hanya berada di angka 800 ribu unit. Ang memperkirakan, industri otomotif di Indonesia mampu tumbuh sekitar 10 persen setiap tahun. ”Mulai banyak keluarga yang kondisi perekonomiannya membaik, lalu mengganti sepeda motor mereka dengan mobil yang harganya pun sudah mulai terjangkau,” ujarnya.

Ang melanjutkan, di industri otomotif pun tenaga kerja Indonesia masih relatif lebih murah bila dibandingkan dengan Thai­land ataupun Malaysia. ”Itu membuat investor asing masih menganggap Indonesia bukan hanya sebagai pasar yang menjanjikan, melainkan juga menjadi tempat tujuan investasi yang menarik di sektor ini,” lanjut suami Julia Soeharsono itu.

Lebih lanjut dia menjelaskan bahwa kunci utama untuk bisa merebut pasar otomotif di Indonesia adalah riset dan inovasi. ”Harus benar-benar tahu kebutuhan masyarakat Indonesia serta kondisi jalanan di sini. Misalnya, saat ini pasar yang potensial adalah segmen tujuh penumpang. Dengan demikian, segmen itulah yang harus dikembangkan,” ujarnya.

Saat ini, lanjut Ang, yang perlu ditingkatkan adalah keterampilan SDM. Pendidikan menjadi kunci agar Indonesia bisa menjadi negara yang mempunyai perekonomian maju. Bukan hanya bicara skill dan pengetahuan, tetapi juga mentalitas masyarakat,” ujarnya.

Ang pun cukup mengapresiasi kebijakan pemerintah yang mengalihkan subsidi BBM ke pendidikan dan kesehatan. ”Kualitas tenaga kerja Indonesia saat ini mayoritas terkategori sebagai pekerja tanpa skill yang tinggi sehingga harus ditingkatkan dengan pendidikan yang lebih baik,” ujarnya. Ang pun secara rutin mengagendakan pelatihan-pelatihan, meningkatkan motivasi kerja, dan menaikkan kesejahteraan karyawan agar mampu mengeluarkan kemampuan terbaik.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan