Energi Kehidupan dalam KAA, Semangat Solidaritas dan Persahabatan

bandungekspres.co.id, SUMUR BANDUNG – Ada yang menarik dalam peringatan 61 tahun Konferensi Asia Afrika yang digelar tahun ini. Peringatan kali ini lebih mengangkat tentang edukasi sebagai ruh dari seluruh kegiatan yang digelar mulai 17 April–2 Mei 2016.

Menurut Kepala Museum Asia Afrika Thomas Ardian Siregar, pihaknya ingin merasakan energi kehidupan melalui penghayatan akan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah. ’’Hal itu tercermin dalam semangat solidaritas dan persahabatan,” katanya kepada Bandung Ekspres, di Museum Asia Afrika, kemarin.

Semangat, idealisme dan cita-cita yang diwariskan oleh para pemimpin dunia melalui Konferensi Asia Afrika, melahirkan kerja sama bangsa-bangsa di kedua kawasan tersebut. Bukan hanya itu, kerja sama juga menanam rasa saling menghormati satu sama lain, serta ciptakan kehidupan yang damai dan saling berdampingan.

Museum Asia Afrika juga akan terus mengoptimalkan potensi yang ada, agar bisa terus sosialisasikan nilai yang terkandung di dalamnya. Upaya ini dilakukan untuk mendukung peran pemerintahan di dalamnya.

Alasan utama pihaknya melakukan itu, agar generasi muda berkontribusi bagi pembangunan bangsa. Selain itu agar kalangan muda bisa meningkatkan kapasitas dan kreativitasnya. ”Dalam konteks ini sejarah menggema dalam kehidupan kita, feel the living history,” ujarnya.

Ada banyak kegiatan yang berbeda dengan tahun lalu. Thomas menegaskan, permasalahan yang kali ini masih belum selesai adalah tentang Palestina. Dalam kesempatan itu, pihaknya menggelar seminar yang bertema Bandung Spirit for Palestine.

Indonesia tidak akan diam saja terkait permasalahan yang menimpa Palestina. Indonesia akan terus melaksanakan berbagai diplomasi agar Palestina bisa menjadi negara merdeka. Spirit itu datang dari Kota Bandung untuk Palestina. ’’Bandung Philharmonic Orchesta dan diet kantong plastik akan mewarnai juga acara tersebut,” ucapnya.

Di tempat sama, perwakilan dari diet kantong plastik, Adisya mengungkapkan, pihaknya telah melakukan berbagai kerja sama dengan MKAA. ’’Untuk perayaan MKAA kali ini, masyarakat harus lebih sadar lagi terkait masalah kantong plastik ini,” tukasnya.

Apalagi, berdasarkan data yang dimiliki olehnya, Indonesia merupakan negara kedua penyumbang terbesar sampah kantong plastik di dunia. Padahal, untuk mengurangi kantong plastik diungkapnya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk daur ulang. ’’Nah, Bandung sudah melakukan diet kantong plastik dan itu semoga bisa menular kepada daerah lainnya,” sahutnya.

Tinggalkan Balasan