Turunkan Suku Bunga demi UMKM

bandungekspres.co.id – Usaha mikro, kecil, dan kenengah (UMKM) digadang-gadang punya peran penting dalam menggerakkan roda ekonomi. Makanya, untuk merangsang kesiapan ASEAN Economic Community (AEC) yang segera bergulir awal 2016, pemerintah pun siap turunkan suku bunga KUR.”Kami akan terus mendorong sektor-sektor ekonomi agar lebih berdaya saing, termasuk UMKM,” tandas Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Kadin Indonesia di Trans Luxury Hotel Bandung, kemarin (23/11).

UMKM, kata JK, pemerintah menyiapkan sejumlah rencana. Di antaranya, berkaitan dengan program pembiayaan, yaitu Kredit Usaha Rakyat (KUR). Wacananya, pemerintah siap menurunkan suku bunga KUR. ”Suku bunga KUR sudah diturunkan. Tahun depan, wacananya turun lagi menjadi 9 persen. Ini untuk menggerakkan sektor UMKM,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan, UMKM merupakan salah satu kekuatan ekonomi nasional di antara sekian banyak potensi lainnya. Jadi Indonesia jangan menghawatirkan persaingan AEC.

Menurut dia, Indonesia memiliki populasi penduduk yang besar. Itu merupakan sebuah pasar potensial. Selain itu, lanjutnya, negara ini kaya sumber daya alam (SDA).

JK mengakui, hal yang menjadi kekhawatirannya adalah para profesional di negara ini yang justru mencaro peluang di negara lain. Untuk itu, tuturnya, perlu beragam langkah inovasi dan peran kalangan dunia usaha.

Menurutnya, saat ini merupakan momen yang tepat bagi para pelaku usaha dan bisnis untuk berinvestasi demi terciptanya pertumbuhan ekonomi. Dia pun berharap, muncul industri-industri manufaktur pendukung. Sehingga pertumbuhan ekonomi pun tetap terjaga.

Soal Kadin, JK menyatakan, lembaga tersebut bukan organisasi politik. Kadin, jelasnya, adalah organisasi yang bertujuan meningkatkan kerjasama demi keaejahteraan dan kemakmuran bangsa.

Karenanya, Kadin harus mampu menggerakkan roda ekonomi secara bersama-sama agar segala tantangan dapat teratasi. Kadin pun, sambungnya, harus menjadi pendorong dunia usaha supaya lebih produktif dan inovatif karena besarnya peluang pasar. ”Situasi dan kondisi itu yang harus termanfaatkan secara optimal,” tuturnya.

Namun, JK tidak membantah bahwa ekonomi nasional masih memiliki sejumlah kendala. Di antaranya berkaitan dengan sistem logistik akibat masih minimnya infrastruktur.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan