Rumitnya Jason Ranti, Sang ”Pendakwah Kebangsatan”

BANDUNG – Musisi Jason Ranti harus merasakan kursi panas Pengadilan Musik edisi 29. Di depan dua jaksa penuntut umum, musisi lansiran 35 tahun silam itu harus mempertanggungjawabkan karyanya.

Sosoknya yang ‘sok’ polos itu mampu memancing gelak tawa para coklat friends di Pengadilan Musik. Melihat kondisi terdakwa yang terkesan putih tak bersalah membuat Budi Dalton dan Pidi Baiq penasaran. Pertanyaan nyeleneh pun terlontar beberapa kali.

Namun tak jarang, beberapa pertanyaan pedas dilayangkan kepada terdakwa hinggga membuat Yoga (PHB) dan Ruly Cikapundung hadir sebagai pembela sigap memberikan statement untuk melindungi Jason.

Bahkan, sesekali mereka menjadi adu argumen yang begitu sengit hingga hakim yaitu Man Jasad harus memukul palu agar menengahi perdebatan yang tanpa akhir dalam program yang didukung penuh oleh DCDC tersebut. Bahkan, sang panitera, Eddi Brokoli harus turun tangan untuk menengahi perdebatan antara jaksa dan pembela.

Dari pantauan, jalannya Pengadilan Musik di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon No. 8A, Bandung, nampak dipadati oleh ratusan fans Jason untuk mendukungnya dalam menghadapi pertanyaan jaksa.

Solois  yang menggunakan rompi terdakwa berwarna hitam itu menegaskan dirinya bukan penyanyi, melainkan ”pendakwah kebangsatan” bukan kebangsaan.

Dalam persidangan, dia pun bercerita, pada 2017 merupakan kelahiran album perdananya yakni ‘Akibat Pergaulan Blues’ dirilis oleh Demajors Record.

Di awal 2019, Jason tengah merilis video klip dari lagu ‘Pulang ke Rahim Ibunya’, ketika musisi folk lain kebanyakan berkutat tentang bagaimana indahnya memaknai hujan di sore hari, Jason justru memilih untuk mengangkat satu tema yang menyatakan bahwa hidup tidak baik-baik saja.

”Saya bekerjasama dengan produser Junior Soemantri, serta banyak orang lainnya, sejak 2017 hingga saat ini,” ucap lelaki berambut gondrong itu, Jumat (25/1).

Harus diakui, memang tidak ada penawaran komposisi musik yang rumit di lagu Jason. Hingga seringkali menimbulkan kontroversi bagi penikmat musik.

”Kan gak semua orang harus setuju dengan lagu yang saya buat, tapi kenapa mereka berpendapat itu sensitif kalau menurut saya tidak sensitif,” imbuhnya.

Di bagian lain, saking riuhnya penggemar, para coklat  friends yang tidak kebagian masuk ke area maupun luar kota harus menonton secara streaming di www.djarumcoklat.com.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan