Pesaingan Kedua Paslon Semakin Sengit

BANDUNG – Hasil survei Pilpres oleh Indopolling Network pada Januari 2019 lalu menunjukkan persaingan elektabilitas antara pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno di Jawa Barat semakin ketat.

Proses survei yang dilakukan Indopolling Network berlangsung selama 21-27 Januari 2019 di seluruh daerah Jabar tersebut, melibatkan sampel survei sebanyak 1.200 responden dengan menggunakan metode Multistage Random Sampling (MRS). Ada pun margin of error mencapai angka 2,8 persen.

Berdasarkan data hasil survey keseluruhan yang mereka himpun melalui simulasi kertas suara, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin unggul tipis dengan elektabilitas sebesar 41,7 persen, diikuti Prabowo-Sandi 37,9 persen. Sedangkan, pemilih yang belum menentukan pilihan mau pun merahasiakan pilihannya mencapai 20,4 persen.

Menurut Direktur Indopolling Network Wempy Hadir mengatakan, selisih elektabilitas antara pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin dan Prabowo-Sandi masih terbilang kecil, di bawah 5 persen. Hal itu menunjukkan persaingan antar kedua paslon tersebut masih sangat sengit.

“Potensi saling salip antar paslon capres dan cawapres nomor urut 01 dan 02 ini, masih terbuka lebar. Terlebih, baik Jokowi maupun Prabowo masing-masing unggul di beberapa wilayah Jabar,” Kata Wempy di Ballroom Hotel Horison Ultima, Jalan Pelajar Pejuang 45 No. 121 Kota Bandung. Rabu (13/2).

Sesuai data yang mereka miliki, Jokowi unggul di wilayah Utara Jabar dengan elektabilitas mencapai 55,3 persen, sedangkan Probowo unggul di Wilayah Selatan Jabar dengan capaian angka 50 persen.

Namun pada kesempatan tersebut, Wempy juga menampik sebuah hipotesis yang mengatakan jika siapa pun paslon yang menang di Jabar otomatis akan memenangi Pemilu secara nasional.

Berkaca pada Pilpres 2014 silam, dia menilai, Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa, menang di tanah Pasundan, namun kenyataannya Jokowi-Jusuf Kalla yang memenangkan kontestasi Pilres dan terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia periode 2014-2019.

“Pada 2019, siapapun yang menang di Jawa Barat tapi tidak signifikan, tidak akan memengaruhi secara nasional,” kata dia. (mg4/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan