Perilaku Konsumtif Picu Inflasi

BANDUNG – Menjelang datangnya Ramadan biasanya permintaan barang dan jasa akan meningkat tajam. Hal ini dipengaruhi oleh perilaku masyarakat yang cenderung konsumtif ketika datangnya bulan ramadhan.

Menanggapi hal ini Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil (Emil) mengimbau kepada masyarakat agar tidak konsumtif sehingga dapat memicu inflasi. Sehingga, perlu pemahaman agar masyarakat membeli barang sesuai kebutuhan, bukan keinginan.

” Saya imbauan masyarakat tidak usah mengonsumsi berlebihan, secukupnya saja sehingga perekonomian terjaga dengan baik,” ujar Emil ketika bersilaturahim dengan para ulama di kantor Bank Indonesia Perwakilan Jabar, Jalan Braga, Kota Bandung, Jumat (3/5).

Dia mengatakan, perilaku konsumtif apalagi cenderung panic buying akan mengakibatkan harga barang menjadi naik. Sebab, jika permintaan meningkat berlebihan maka respon pasar akan memicu kenaikan harga.

’’Inikan imbasnya masyarakat menengah ke bawah akan kesulitan karena tak mampu membelinya,’’kata dia.

Kendati begitu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat akan melakukan langkah antisipasi untuk menekan angka inflasi dengan cara meningkatkan infrastruktur jalan. Sehingga, dapat arus distribusi barang kebutuhan pokok.

Selain itu, memotong mata rantai distribusi dengan menggelar operasi pasar. Hal ini, bisa dilakukan jika komoditas bahan poko makanan mengalami lonjakan harga.

Emil menambahkan, agar menjaga kondisi perekono­mian di Jabar tetap stabil, peran ulama dan tokoh ma­syarakat agar bisa menyam­paikan informasi ini kepada warga.

’’Saya hanya berpesan agar para ulama menyampaikan ke masyarakat melalui dak­wahnya untuk tidak konsum­tif dan berlebihan,’’kata Emil.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, in­flasi April 2019 sebesar 0,44 persen. Kenaikan inflasi di­sebabkan kenaikan sejumlah harga kebutuhan bahan ma­kanan, terutama bawang me­rah dan bawang putih.

Dibandingkan bulan yang sama pada 2018 dan 2017, inflasi kali ini, lebih tinggi. Di mana, pada April 2018 in­flasi mencapai 0,10 persen. Sedangkan April 2017 sebesar inflasi 0,09 persen.

“Pada April 2019 terjadi in­flasi sebesar 0,44 persen,” kata Kepala BPS Suharyanto.

Suharyanto menuturkan, harga kelompok bahan ma­kanan menyumbang inflasi sebesar 1,45 persen, kelompok makanan jadi, minuman, ro­kok dan tembakau 0,19 persen. Sementara kelompok peru­mahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,12 persen.

Tinggalkan Balasan