Pemprov Jabar Akan Jalin Kerjasama dengan ILO

BANDUNG – Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat rencanannya akan menjalin kerjasama dengan International Labour Organitation (ILO) Sebab, kondisi Industri Tekstil/Garmen di Jawa Barat saat ini tengah mengalami masa sulit. Bahkan, tidak sedikit yang mengalami gulung tikar.

Berdasarkan data dari Dinas Tenaga Kerja Jawa Barat dan Transmigrasi (Dinakertrans) tercatat sudah ada 19 perusahaan tekstil tutup. Sehingga, berdampak dengan dirumahkannya puluhan ribu pekerja.

Kepala Disnakertrans Jabar M. Ade Afriyandi mengatakan,

Jumlah terbesar pekerja yang dirumahkan terjadi di Subang dengan jumlah pekerja 70.000.

’’Keberadaan industri garmen dari semula 31 perusahaan kini hanya 27 perusahaan,”kata Ade kepada wartawan kema­rin. (7/5).

Selain itu, di Bogor pun dengan jumlah pekerja seba­nyak 50.000 orang, total pe­rusahaan yang masih berdiri sebanyak 34 perusahaan dari semula 50.

Untuk itu, pihaknya tengah mengupayakan agar persoa­lan yang membeklit industri gramen di Jabar dapat dite­mukan solusinya.

Kerjasama ini dimaksudkan untuk menyelematkan indu­stri textil di Jabar dan para buruh. Sebab, selama ini pro­duk tekstile asal indonesia kalah bersaing dengan produk asing yang banyak memba­jiri pasar dalam negeri.

Selain itu, soal tuntutan para buruh kadang disatu sisi menjadi kendala bagi pe­rusahaan untuk meningkatkan persaingan. Alhasil produk yang dihasilkan kalah bersaing karena harga terlalu tinggi.

“Saya kira Pemprov Jabar adalah penggagas pertama yang akan bekerjasama dengan ILO, kami sedang berupaya menyelamatkan industri dan pekerja,’’kata dia.

Ade menambahkan, kese­pahaman antara Pemprov Jabar dengan ILO sedang di­jalin, kemarin ke Sukabumi pun kami bersama ILO. Sete­lah kerjasama sudah disahkan dalam hitam diatas putih, secepatnya kami akan bentuk task force atau tim.

’’ILO sedang menggagas program Better Work In­donesia, dan kemarin saya minta agar membuat Bet­ter Work Jawa Barat,’’ kata Ade (mg1/yan)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan