Harga Sayuran dan Daging Mulai Merangkak Naik

BANDUNG -Ombudsman Perwakilan Provinsi Jawa Barat mengapresiasi stabilitas harga dan ketersediaan pasokan kebutuhan pokok masyarakat di Kota Bandung. Namun demikian, pemerintah diminta mengantisipasi lonjakan harga yang biasanya terjadi satu pekan jelang Lebaran.

Kepala Ombudsman Perwakilan Jawa Barat Haneda Sri Lastoto mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi kenaikan harga kebutuhan pokok satu pekan jelang Lebaran. Biasanya, harga kebutuhan pokok masyarakat mengalami kenaikan. Terutama barang seperti daging, ayam, kentang, dan lainnya.

Kendati demikian, pihaknya mengapresiasi harga sembako yang saat ini cenderung stabil. Hasil pantauan harga di Pasar Ciroyom dan Cihapit di Kota Bandung pada akhir pekan kemarin, menunjukkan harga stabil dan pasokan aman.

“Berdasarkan hasil inspeksi kami di Pasar Ciroyom dan Cihapit Kota Bandung, menunjukan ketersediaan bahan pokok menjelang minggu kedua bulan Ramadhan terpantau tersedia dan mudah,” kata dia.

Haneda menyebut, berda­sarkan hasil inspeksi, rata-rata ketersediaan dari bahan pokok tersebut cenderung tidak langka pada minggu ini. Sementara itu, bawang putih sempat kosong dan naik cukup tinggi minggu lalu, namun saat ini sudah kembali normal. Bahkan, harga-harga bahan pokok yang disurvei pada minggu ini cenderung ada penurunan dari minggu lalu termasuk bawang putih dan ayam.

Sedangkan, suplai stok ba­han pokok berdasarkan hasil wawancara dengan pedagang, kata dia, masih lancar dan tersedia pada minggu kedua bulan Ramadhan. Permin­taan terhadap daging cen­derung bertambah pada bu­lan Ramadhan, sedangkan bahan pokok cenderung menurun pada minggu kedua bulan Ramadhan.

Sementara itu, para pedagang sayuran mengeluhkan me­lonjaknya harga tomat sejak sebulan terakhir. Di tingkat pengecer, harga tomat men­capai Rp 12.000 – 14.000 per kilogram (kg).

Berdasarkan pantauan di Pasar Antri, Kota Cimah, Jawa Barat (Jabar)i harga tomat dijual di harga Rp. 14.000 dari harga normal Rp 7.000/kg. Hal ini membuat pedagang mengurangi stok dagangan­nya.

”Saya terpaksa mengurangi stok, biasa mengambil 75 ki­logram sehari, sekarang hanya 25 kilogram saja,” ujar Asep (30).

Asep mengatakan kenaikan harga ini juga berdampak terhadap penjualan tomat di kiosnya. ”Biasanya tukang jus kalau beli tomat itu 5 kilogram sekali beli, sekarang belinya hanya 2 kilogram saja, iya lumayan berkurang penjua­lannya,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan