Gerindra ‘Lempar Bola’ ke Pengurus

JAKARTA – Ketua DPP Partai Gerindra Ahmad Riza Patria menjamin sang ketua umumnya tidak pernah menekan enam eks koruptor yang maju sebagai caleg DPRD Kabupaten atau Provinsi. Riza menilai, caleg-caleg tersebut maju melalui tanda tangan pengurus partai di daerah.

Sebab dalam regulasi yang berlaku, Riza menyebutkan, ketua umum partai hanya bertugas akan menekan tanda tangan untuk para caleg yang maju sebagai DPR RI. Sedangkan pada tingkat yang lebih bawah, bukan lagi wewenang dari Prabowo.

”Pak Prabowo tidak pernah mencalonkan napi mantan koruptor. Di DPR RI dua periode ini tidak ada. Karena Pak Prabowo sudah menandatangani komitmen pakta integritas dan lain-lain dan itu sudah dibuktikan,” kata Riza kepada wartawan, Kamis (31/1).

Atas dasar itu, Riza menuding pernyataan calon presiden nomor urut 01 Jokowi pada debat perdana salah. Dalam debat tersebut, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menuding Prabowo menekan para caleg eks napi korupsi untuk maju kembali sebagai caleg.

”Apa yang disebut pak Jokowi di debat itu salah. Pak Jokowi bilang Pak Prabowo tanda tangan, ngga ada tanda tangan. Karena aturan UU nya yang ditandatangani ketum partai itu DPR RI. Kalau provinsi dan kabupaten itu yang TTD masing-masing (pengurus),” tuturnya.

Atas dasar itu, kata Riza, untuk caleg yang terlanjur terdaftar sebagai caleg, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada rakyat Indonesia untuk memilih. Dia tak pernah tahu, figur-figur yang pernah menebus dosa dipenjara itu bisa jadi memiliki kepribadian yang telah lebih baik.

”Karena kita nggak tau, jangan-jangan masih banyak orang yang bersalah. Bahkan mungkin miliaran, ratusan miliar, cuma belum ketangkep tangkep. Karena bisa jadi dekat dengan kekuasaan, aparat hukum, memiliki modal yang banyak. Jadi bisa mengatur hukum utk kepentingan dirinya,” pungkasnya.

Sebagai informasi, data yang dimiliki KPU sedikit berbeda dengan data yang dirilis Indonesia Corruption Watch (ICW). Berdasar data KPU, mantan koruptor yang maju pada Pemilu 2019 mencapai 49 orang. Namun, menurut data ICW, jumlah mereka 46 orang. (bbs/rie)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan