Terlempar Dua Meter saat Gempa

Enam rumah sakit telah didatangi. Tak ada yang memungkinkan membantu kelahiran tiga bayi kembarnya.

Sahrul Alim-Rudiansyah, Makassar

RUANG Neonatal Intensif Care Unit (Nicu) RSUD Daya punya penghuni baru. Tiga bayi mungil nan lucu. Dua perempuan dan satu laki-laki.

Ketiganya lahir lewat operasi caesar. Orang tuanya, Zaenal Abidin dan Atina, korban gempa bumi asal Sigi, Sulawesi Tengah.

Bayi pertama jenis kelamin laki-laki lahir pukul 19.11 Wita. Berat 2.000 gram. Bayi kedua perempuan, lahir satu menit kemudian. Beratnya juga 2.000 gram.

Juga selang satu menit, bayi ketiga lahir dengan berat 1.800 gram. ”Beratnya kurang dari 2.500 gram, jadi harus diinkubator,” kata Bidan Mardiah yang menjaga ketiga bayi kembar itu.

Ibu ketiga bayi mungil itu masih di ruang pemulihan. Zainal Abidin menjaganya. ”Ini kelahiran ketiga. Jadi anak sudah lima semuanya,” kata Zainal yang bekerja sebagai tenaga pengajar di salah satu SMK di Kabupaten Sigi.

Perjuangan untuk selamat dari bencana telah Atina lalui sebelum kembali berjuang melahirkan buah hatinya. Saat gempa terjadi, Jumat 28 September lalu, Atina bersiap hendak wudu. Zainal sedang salat.

”Baru rakat kedua, saya sudah tidak bisa lanjutkan salat. Karena gempa, lantai naik turun, ke kiri dan ke kanan. Harus pegang ke dinding. Kalau tidak, pasti jatuh,” kata Zainal.

Atina langsung lari lewat pintu depan dan berpegangan di teras. Runtuhan di dinding membuat pegangannya di tiang terlepas.

Dia terlempar hingga dua meter akibat gempa. Beruntung, ada sepupunya, Khaeruddin yang sigap merengkuhnya. ”Dia terpental karena tangannya lepas di tiang teras. Beruntung ditangkap sama sepupu saya. Kalau tidak, tak tahu jadinya seperti apa,” katanya.

Usai kejadian, istrinya duduk di tanah sambil menangis. Sementara dia merangkak dari pintu samping menuju istrinya di depan rumah. ”Pas tenang baru ke halaman. Langsung buat tenda di samping rumah dengan tikar dan tenda seadanya,” tuturnya.

Dua hari dua malam di tenda, mati lampu, jaringan tidak ada. Makanan masih ada karena dekat rumah.

Dengan mengendarai sepeda motor, dia mendatangi dua rumah sakit. Berharap bisa membawa istrinya. Dia mengecek RS Undata dan Wirabuana. Jaraknya 11 kilometer dari rumahnya. Tetapi tidak memungkinkan karena sudah rubuh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan