Sekolah Khusus untuk Anak Autis

SLB Autisma Bunda Bening Selakshahati bisa jadi merupakan sekolah satu-satunya yang menangani anak autis dengan terapi asrama.

YULLI S YULIANTI, Bandung

 UNTUK menju Sekolah Luar Biasa (SLB) Bunda Bening Selakshahati, tidak lah sulit karena letaknya memang berada di tengah pemukiman penduduk. Secara geografis masuk ke Kampung Cibirubeet Hilir, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Kemarin di sekolah yang persis berada di Kaki Gunung Manglayang itu digelar acara Focus Group Discussion (FGD). Menurut penasehat Yayasan Bani Enim, Asep Hilman, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya memasyarakatkan segala sesuatu yang berhubungan dengan autis. Hal itu lantaran dikhawatirkan dengan gaya hidup yang milenial dan modern serta pola salah, menjadi penyebab auitisma.

”Selain faktor genetik dan faktor kimia baik berupa pestisida dan kimia yang berada didalam makanan sehari-hari. Hal tersebut kemungkinan menyebabkan kelahiran anak dalam keadaan cacat, atau autis,” kata Asep pada Jabar Ekspres ditemui di lokasi acara kemarin (10/10).

Menurutnya, penderita autis dalam menjalani kesehariannya suka menyendiri. Dengan diadakannya kegiatan ini, pihaknya menginginkan masyarakat mendapatkan keterbukaan informasi terkait autis, salah satunya yang terjadi di SLB ini. Sedangkan SLB ini menyediakan asrama untuk anak-anak yang autis. Nah Asrama ini disediakan Bakan hanya untuk pendidikan saja, namun untuk teraphi juga.

”Karena pola pendidikan dan teraphi ini tidak lazim, oleh karena itulah diadakan kegiatan ini agar para ahli berbicara dan ternyata anak-anak autis cara berkomunikasi tidak sama dengan anak lainnya, mungkin dia cara berkomunikasi dengan metode memukul-mukul, pandangan orang awam ini kekerasan, namun itulah cara berkomunikasi anak autis,” katanya.

Asep juga menjelaskan, bahwa wilayah Jawa Barat sebagai provinsi biografi terbesar, dengan catatan nasional, sehingga punya peluang dengan provinsi penyandang autis terbesar. Tapi tidak berbanding lurus dengan upaya menanganinya baik sisi pendidikan maupun dari kesehatannya.

”Oleh karena itu kita undang para ahli dan komite perlindungan anak untuk memberikan masukan masukan,” ujarnya.

Yayasan ini, lanjutnya, sudah merefresentasikan upaya tidak selalu bersandar pada kurikulum yang baku. Salah satunya inovasi, model-model pendekatan seperti memberikan obat-obatan yang natural seperti herbal, dan itu dipertanggung jawabkan oleh ahlinya.

Tinggalkan Balasan