BANDUNG – Bakal calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Nasdem, PPP, PKB dan Hanura, Ridwan Kamil menegaskan tidak khawatir atas serangan isu Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT). Dia memprediksi, isu tersebut akan menyerang dirinya terutama pada masa kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018.
”Mengapa harus Khawatir? Apa hubungan saya dengan LGBT. Itu mah fitnah,” tutur Ridwan Kamil keapda Jabar Ekspres usai acara Rapat Koordinasi Penanganan Sungai Citarum di Gedung Sate, Kota Bandung, kemarin (16/1).
Dia menjelaskan, dirinya sebagai baik individu sekaligus Wali Kota Bandung sama sekali tidak mendukung LGBT. Apalagi eksis di Bandung dan Jawa Barat. Sebab, jelas dan tegas, LGBT ini dilarang dalam Alquran.
”Saya pasti akan melarang dan tidak mendukung LGBT dan semua yang dilarang dalam Alquran. Jadi, soal LGBT dan isu lainnya itu hanya fitnah saja,” jelasnya.
Menyikapi hal itu, pria yang akrab disapa Emil itu mengatakan, tidak akan menggunakan cara-cara yang tidak elegan seperti memfitnah ataupun masif melakukan kampanye hitam. Justru yang akan dilakukan, pihaknya akan lebih banyak beradu program.
”Strategi kemenangan, nanti saya akan menjadi orang apa adanya, bekerja dan membawa prestasi Kota Bandung sebagai data dan hal-hal positif lainnya dari Bandung untuk ditawarkan kepada masyarakat Jawa Barat,” terangnya.
”Insya Allah berhasil (dengan fokus ke program). Sebab, saya sudah bekerja dan dapat dibuktikan dengan kinerja. Bedanya sebelumnya saya urus 1,5 juta dengan prestasi seperti aspek pendidikan dan kesehatan yang jauh lebih baik,” ungkapnya.
Selain itu, program yang nantinya akan ditawarkan kepada masyarakat Jawa Barat yaitu salah satunya program Satu Desa Satu Produk. Alasan menggagas program ini karena dilatarbelakangi oleh masalah di Jawa Barat yang tak kunjung selesai yaitu, persoalan ketimpangan ekonomi atau tingginya rasio gini di Jabar terutamanya desa dan kota.
”Solusinya, yang ketimpangan ekonomi itu banyak terjadi di bawah (desa-desa) itu yang akan kita dukung dengan program Satu Desa Satu Produk,” pungkasnya. (mg2/rie)