Luhut Tinjau Kali Mati

BANDUNG – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim) Republik Indonesia Luhut Binsar Panjaitan bersama dengan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meninjau penataan kali mati (oxbow) Cicukang dan prototipe incinerator di Sektor 8 Desa Mekarrahayu Kecamatan Margaasih, Rabu (5/12).

Isu Citarum yang kini sudah menjadi isu nasional, mem­buat pemerintah pusat meli­batkan TNI. Bahkan mereka harus turun sampai urusan teknis. Hal itu terungkap da­lam Rapat Koordinasi ber­sama Satgas Citarum Harum.

Dalam Rakor tersebut Bu­pati Bandung, Dadang M Naser, mengatakan di berba­gai negara termasuk Korea Selatan, masalah pencemaran sungai bisa tuntas dalam waktu lima tahun dengan dukungan seluruh stakeholder.

”Meski TNI sudah turun, namun tidak bisa bergerak sendiri, harus komprehensif dengan seluruh stakeholder dan masing-masing pihak tidak ego sektoral. Siapa berbuat apa, harus diselaraskan. Selain pemerintah, TNI/Polri dan kepatuhan pihak swasta dalam mengelola limbah, para akademisi pun mempunyai pe­ran,” kata Dadang.

Program KKN Tematik yang digulirkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), merupakan peran yang telah ditunjukkan pihak akade­misi dalam mendukung Ci­tarum Harum.

”Instansi pendidikan agar di­dorong untuk turut mengawasi dan memberikan edukasi. Ba­gaimana menyadarkan masy­arakat untuk pilah, pilih dan olah sampah sejak dari sumbernya. Para mahasiswa dapat mengam­bil peran ini dalam Program KKN,” imbuhnya.

Di negara maju, lanjut Da­dang, sampah yang berawal dari rumah tangga ditangani dengan dipilah dan dipilih. Sedangkan di negara ber­kembang seperti Indonesia, sampah masih ditumpuk dan akhirnya jadi masalah.

”Pemerintah harus mengelu­arkan miliaran dana ketika sampah menumpuk. Tapi kalau dipilah, dipilih dan diolah, sampah itu bisa men­ghasilkan uang. Makanya bank sampah di desa-desa terus didorong, Dana Desa (DD) kita arahkan untuk dijadikan modal membangun bank sampah,” terangnya.

Usai rakor, ia menjelaskan pihaknya melalui Dinas Ling­kungan Hidup juga tengah melakukan rekayasa vegetatif melalui Program Sabilulung­an Tanam Pohon Kesayangan (Satapok), untuk merevitali­sasi Citarum di hulu.

Tinggalkan Balasan