Kepsek Harus Jadi Manajer

BANDUNG – Kepala Bidang Pembinaan, Pengembangan, Pendidikan, dan Tenaga Kependidikan (P3TK) pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, Drs. Cucu Saputra, M.MPd menyambut baik digelarnya sosialisasi bimbingan teknis dan pendampingan penguatan tata kelola sekolah di Kota Bandung. Menurutnya hal itu telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 6/2016.

”Sesuai dengan Permendikbud Nomor 6/2016. Berdasarkan kebutuhan tuntutan perubahan paradigma, tentang pengelolaan sekolah. Baik itu secara teoritis, akademik, maupun yang menjadi tuntutan public tentang transparansi dan akutantabilitas pengelolaan sekolah. Maka kemampuan kepala sekolah yang dituangkan dalam Peraturan Menteri  Nomor 6/2018, bahwa kepala sekolah itu, fungsinya adalah sebagai seorang manajer, yang kedua sebagai seorang supervisor dan yang ketiga sebagai seorang entrepreneur,” kata Cucu pada Jabar Ekspres di sela acara “Bimbingan Teknis dan Pendampingan Penguatan Tata Kelola Sekolah Melalui Penyusunan RKAS Berbasis Mutu” yang digelar Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S)Kota Bandung Wilayah Barat di Hotel Nyalendra Jalan Cihampelas 225-229, Kota Bandung, kemarin (11/10).

Dikatakan Cucu, kaitan dengan kepala sekolah sebagai seorang manajer, karena dia tidak berdiri sendiri tetap ada manajemen pengeloaan sekolah yang harus berbasi pada lingkungan yang ada di sekolah tersebut.

”Makanya ada keterlibatan guru, tata usaha yang tergabung dalam tim manajemen sekolah. Maka, bagaimana sekolah itu harus menjadi lebih baik, lebih modern. Dalam artian prinsip-prinsip manajerial itu harus dilakukan dari mulai perencanaannya, bagaimana melakukan kontrolnya, bagaimana melakukan organisingnya.”

“Nah kaitan dengan apa yang dilakukan hari ini, Dinas Pendidikan Kota Bandung sangat mengapresiasi gagasan yang dilakukan oleh entitas kepala sekolah untuk menjadi kepala sekolah pembelajar. Sehingga sekarang mereka pada berkumpul di sini, untuk semacam melakukan upaya peningkatan kompetensi mereka khsusus dalam bidang manajerial. Dalam hal ini manajerial perencanaan keuangan, yang nanti ending nya dituangkan dalam sistem Rencana Kerja Anggaran Sekolah (RKAS) yang lebih visioner,” sambungnya.

Kegiatan itu pun sebutnya, lebih pada sifatnya bottom up karena lebih menekankan pada kesadaran kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajar.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan