Gelar Festival Flegde United Untuk Lawan Kekerasan Terhadap Perempuan

BANDUNG – Yayasan FootballPlus sukses menggelar Festival Plegde United serta Coaching Clinic yang melatarbelakangi peringatan hari wanita sedunia pada tanggal 8 maret dengan tema, ”Kalau Bukan Kita Pria, Siapa Lagi?” di Lapangan Sepakbola FootballPlus Arena, Jalan Sersan Bajuri, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (8/3) sore.

Koordinator Festival Pledge United sekaligus Kepala Training FootballPlus Frans Sanger menuturkan bahwa tujuannya festival ini digelar yakni untuk menanamkan kesadaran dan cara memandang kaum pria terhadap wanita dari sejak dini dengan kegiatan sepakbola.

”Tujuannya itu tentang menghargai perempuan tapi lewat pelatihan sepakbola. Fledge United merupakan sebuah gerakan yang menggabungkan keterampilan hidup dengan keterampilan sepakbola didalam sebuah pelatihan sepakbola,” tuturnya saat diwawancarai oleh Zetizen Jabar Ekspres.

Festival ini baru pertama kali digelar oleh Yayasan FootballPlus yang bekerjasama dengan Fledge United. Namun, untuk movement-nya sudah ada 10 kota di Indonesia yang dikunjungi oleh Fledge United.

Rencananya, festival ini adalah ajang pembukaan untuk me-launching Fledge United pada peringatan Hari Kartini yang jatuh pada 28 April mendatang. ”Kita adain festival ini sebenernya pembukaan untuk event dan festival yang lebih besar lagi, sekaligus me-launching Fledge United di peringatan Hari Kartini 28 April yang akan datang,” tambah Frans.

Pria berambut rapih ini juga menegaskan bahwa laki-laki harus menghargai wanita karena laki-laki dan wanita itu sama derajatnya. ”Campaign Pledge United adalah menuliskan tulisan ‘Not Me’ di telapak tangan laki-laki, dan tulisan ‘Me Too’ di telapak tangan perempuan. Tulisan ‘Not Me’ mengandung arti para pelaku pelecehan dan kekerasan terhadap wanita bukan bagian dari komunitas kami, dan bila ada pelecehan bukan saya pelakunya,” tegasnya.

“Nah, pada akhir festival nanti, setiap anak-anak lelaki yang hadir akan ditantang untuk mengambil ikrar atau Pledge bahwa mereka tidak akan melakukan kekerasan terhadap perempuan, dan berikrar untuk melindungi perempuan di sekitar mereka,” lanjut Frans.

Walaupun hujan yang lumayan deras mengguyur venue pelaksanaan festival, itu tidak menjadi sebuah masalah bagi para peserta dan panitia yang melaksanakan kegiatan. Hal itu, malah menambah semangat mereka untuk melanjutkan festival berjalan sesuai harapan.

Tinggalkan Balasan