Dagelan Ratna Berdampak ke Prabowo-Sandi

CIMAHI – Informasi bohong yang disampaikan Ratna Sa­rumpaet, dapat berdampak buruk pada pencalonan Pra­bowo Subianto. Apalagi Rat­na diketahui merupakan Juru Kampanye Nasional (Jurkam­nas) pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Hal itu dikatakan Pengamat Po­litik dan Pemerintahan Uni­versitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Arlan Siddha.

Sebagai informasi, semula santer informasi tentang du­gaan penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet saat men­ghadiri sebuah acara di Bandung, 21 September 2018. Kemudian, kemarin (3/10) dalam jumpa pers dengan para wartawan, dia sendiri melakukan pembantahan. Ratna pun menyampaikan permohonan maaf pada Pra­bowo Subianto dan Amien Rais, karena telah menyam­paikan informasi bohong.

”Kekhawatiran saya atas informasi hoaks ini, justru bisa berbalik menjadi sesua­tu yang berdampak buruk bagi Prabowo,” ujar Arlan Sida saat dihubungi Jabar Ekspres melalui sambungan telepon, kemarin (3/10)

Meski demikian lanjut Arlan, masyarakat perlu menyikapi adanya hal seperti itu, agar tidak muncul kebencian. Penyele­saian bisa juga dengan cara melalui jalur hukum yang dila­kukan oleh aparat kepolisian, lantaran kabar hoaks tersebut sudah dicerna masyarakat luas.

”Sampai banyak statement pe­mukulan ini sesuatu yang ber­sifat politis. Masyarakat berpi­kir pelakunya tidak akan di­tangkap, jadi saya pikir harus ada sikap yang tegas dari apa­rat kepolisian,” katanya.

Menurut Arlan, jika kabar itu merupakan strategi politik, kemungkinannya ada dua, yang pertama bisa menguntungkan kubu Prabowo apabila kabar pengeroyokan tersebut benar terjadi karena seorang pejuang aktivis yang mendukung #2019GantiPresiden, tetapi mengalami aksi kekerasan.

”Sayangnya informasi hoaks tersebut, hanya akan memun­culkan bukan simpati atau empati masyarakat. Justru ma­syarakat akan geram karena tidak percaya yang dilakukan Ratna ke depan saat mendukung Prabowo,” katanya.

Disinggung pengakuan Ratna Sarumpaet yang menga­kui dirinya telah menciptakan kebohongan dengan menga­ku mengalami pengianayaan sehingga wajahnya penuh dengan lebam.

Menurut Arlan, langkah tersebut sudah tepat, untuk menyelesaikan adanya be­rita hoaks ini dengan menje­laskannya ke publik, tetapi aparat kepolisian tetap harus memutuskan rantai berita hoaks tersebut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan