Ajak Latihan Silat Bareng Bule

BANDUNG — Yayasan Raksa Bumi Padjadjaran menggelar beberapa kesenian tradisional sunda untuk dipersembahkan kepada tamu warga negara asing yang sengaja datang untuk melihat langsung perkembangan kesenian tradisional Jawa Barat.

Pembina Yayasan Raksa Bumi Padjadjaran Tana Sastra Sasmita mengatakan, acara ini sengaja digelar sebagai bentuk penghormatan kepada para tami dari luar negeri yang sengaja datang untuk melihat langsung kesenian tradisional sunda. Bahkan, beberapa tamu terlihat sangat menikmati dan meminta untuk diajarkan sini bela diri pencak silat.

Selain itu, latihan bareng bule ini merupakan salah satu cara untuk membuat daya tarik bagi generasi muda yang sudah hampir melupakan seni budaya. Sehingga, dengan keberadaan orang asing generasi muda merasa terpanggil untuk ikut berlatih bersama.

Latihan yang dilaksanakan di Aula Kelurahan Cipamokolan dan Aula Kecamatan Rancasari ini, telah mendapat respon dan sambutan luar biasa. Sehingga, keberadaan seni nasional tetap akan dicintai oleh masyarakat.

Saya ucapkan terimakasih untuk Bapak Lurah Cipamokolan Drs. ASEP TAMIM, M.AP beserta jajaranya dan juga buat Camat Rancasari Ibu Dra.SRI KURNIASIH,M.Si beserta jajaranya untuk Karang Taruna Puri Melati beserta karang Taruna Kecamatan Rancasari, Kompepar Kancasari dan juga untuk Paguron Gentra Bk, Paguron Budi Kancana Putra, Pagoron Dangiang Putra Mekar Gl, yang telah terlibat didalam ikut menyukseskan acara latihan bareng bule tersebut,papar Tana ketika ditemui kemarin. (31/7).

Sementara itu, H. Ocid Sutarsa, SE selaku sesepuh Yayasan Raksa Bumi Padjadjaran didampingi Hedi Perdana dan Ari Somantri mengatakan, latihan bareng bule merupakan satu Program dari yayasan untuk mengangakat kembali seni-seni tradisional yang hampir dilupakan.

kita Warga Sunda itu sangat kaya dengan budaya dan beberapa kesenian seperti, Calung, Reog, Rondang,Terbangan harus tetap hidup dan dilestarikan keberadaannya,”kata Ocid.

Dia mengatakan, salah satu cara melestarikan budaya adalah dengan menularkan kepada para generasi muda untuk mau memainkan kesenian tersebut. Dengan begitu, kesenian akan tetap hadir ditengah masyarakat karena memiliki penerusnya.

Kesenian tradisional juga harus di publikasikan kepada masyarakat luas, agar keberadaannya lebih di cintai dari pada budaya asing yang terus mempengaruhi generasi muda.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan