Warga Kabupaten Bandung Terjangkit Difteri

SOREANG – Wabah Difteri kembali menyerang warga Kabupaten Bandung. Kali ini seorang balita berusia 13 bulan yakni Dandy warga Kampung Sembah 01/15, Desa Cipedes, Kecamatan Paseh, di vonis mengidap penyakit suspect Difteri.

Kepala Dinas Kesehatan Ahmad Kustiadji membenarkan, adanya warga kabupaten Bandung yang mengalami penyakit Difteri, pasien kali ini masih balita,” Ahmad saat dikonfirmasi, kemarin (21/12).

Ahmad pun mengungkapkan, sebelumnya pasien di rawat di RSUD Majalaya dan kini sudah dirujuk ke RSHS Kota Bandung. Pihaknya mencatat lima orang warga Kabupaten Bandung suspect difteri. Empat di antaranya dinyatakan sembuh.

“Tetapi, pasien terakhir yang dari Nagrag sudah pulang dan sudah sembuh,” ungkapnya.

Namun, lanjut Ahmad, sebelumnya pasien warga Nagreg yang dirujuk ke RSHS dinyatakan suspect difteri ternyata negatif, setelah dilakukan pemeriksaan. Menurutnya, pemeriksaan difteri ada dua, ada pemeriksaan bakterilogi, ada pemeriksaan kultur. “Pasien kali ini juga belum dapat dipastikan, tapi arahnya ke arah difteri,” jelasnya.

Lebih lanjut lagi, Ahmad menjelaskan, dengan populasi penduduk Kabupaten Bandung sekitar 3,6 juta resiko difteri bisa saja terjadi. Itu terjadi karena tidak diimunisasi, mendapatkan paparan orang yang sedang karier atau orangnya sehat tapi percikan batuknya mengandung difteri. “Kami sudah buat surat edaran kepada puskesmas untuk meningkatkan sistim kewaspadaan dini atau langkah dan upaya manakala terjadi kasus atau sebelum kasus difteri,” jelasnya.

Dia juga menerangkan, bahwa wilayah Kabupaten Bandung bukan wilayah yang masuk daerah kejadian luar biasa (KLB), pihak tetap melakukan penyuluhan, penguatan daya tahan tubuh, vaksinasi rutin bayi usia dua-empat bulan atau dibawah satu tahun. Ucapnya.

Sementara itu, Anggota Komisi IX DPR RI fraksi Demokrat, Dede Yusuf Macan Efendi menjelaskan, bahwa KLB Difteri ini sudah mencakup lebih dari 16 provinsi. Dan Jawa Barat termasuk yang memiliki KLB, Bermula dari wilayah Karawang dan Purwakarta.

“Dulu tidak ada wabah Difteri ini, karena dahulupun selalu dilakukan vaksinasi secara rutin. Kami dari Fraksi IX telah memberikan anggaran alokasi vaksin sebesar 2 triliun per tahun untuk seluruh Indonesia,” kata Dede Yusuf.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan