Tolak Eks Palaguna Dibangun Sarana Komersil

bandungekspres.co.id, CIBEUNYING – Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat menolak rencana pembangunan eks Palaguna yang akan dijadikan sarana komersil oleh Lippo Group melalui PT Titah Raja Jaya.

Rencananya, di atas lahan tersebut akan dibangun mall, hotel, serta rumah sakit. Walhi memandang, lahan eks Palaguna tersebut merupakan milik PD Jasa Wisata (Jawi) sebagai BUMD Pemprov Jabar.

”Karena itu aset Pemprov, terus dikomersialisasi kami tidak setuju. Nanti sama seperti yang terjadi dengan kasus (Hotel) Pulman,” kata Direktur Eksekutif Walhi Jabar Dadan Ramdan di Gedung Sate kemarin (12/1).

Dadan meminta, Pemkot Bandung untuk tidak mengeluarkan izin apapun terkait rencana pembangunan tersebut. Rencana tersebut, tertuang dalam dokumen analisis dampak lingkungan (Amdal) yang dikeluarkan Pemkot Bandung melalui Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH).

”Kita tidak setuju nanti (kalau) Pemkot melegalisasi seperti amdal, izin lingkungan, IMB, pengambilan air bawah tanah,” ujarnya

Apalagi, jika di lokasi tersebut dibangun sarana komersil maka keberadaan Sungai Cikapundung terancam. ”Apalagi ada rumah sakit yang dibangun. Kami khawatir Sungai Cikapundung menjadi rusak,” tambahnya.

Dirinyaa meminta kepada PD Jawi selaku pemilik lahan untuk membatalkan rencana pembangunan tersebut. Apalagi kata dia, dirinya belum mendapatkan perjanjian kerja sama antara PD jawi dengan Lippo Group.

”Ini kita lagi terus telusuri. Karena kita mewakili masyarakat juga ingin tahu. Namun yang pasti kami akan menyampaikan surat penolakan secara formal kepada Pemprov dan juga Pemkot Bandung,” ujar dia.

Dadan menambahkan, pihaknya lebih setuju jika eks Palaguna lebih ditekankan pada pembangunan sarana publik.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar sempat mengusulkan eks Palaguna dijadikan pusat galeri buku terbesar di Indonesia.

Gagasan Deddy tersebut terinspirasi dari hasil kunjungannya ke galeri buku raksasa di Guangzou, China pada 2005 lalu. ”Besarnya kira-kira tiga kali Gedung Sate. Buku apa aja ada di situ, termasuk buku asli dari luar negeri sekaligus terjemahannya,” ucapnya.

Gagasannya itu pun, kata Deddy didasari pula kondisi minat baca masyarakat Jawa Barat dan Indonesia umumnya yang dia nilai masih rendah. Dengan adanya galeri buku tersebut, Deddy berharap, minta baca masyarakat akan meningkat.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan