Selamat Jalan Kiai! KH Hasyim Muzadi Disalati 28 Kali

jabarekspres.com – Tanda-tanda akan kepergian KH Hasyim Muzadi untuk selamanya telah ditunjukkan pada 13 hari sebelumnya. Tepatnya pada Jumat (3/3), pengasuh Pesantren Al-Hikam tersebut mengunjungi makam gurunya, KH Anwar Nur, di kompleks Ponpes An-Nur I Bululawang, Kabupaten Malang.

Kunjungan tersebut terbilang tidak biasa. Sebab, pada saat itu kondisi kesehatan KH Hasyim masih belum stabil. Rupanya, kunjungan itu seperti acara ”pamitan” kepada sang guru yang sangat berpengaruh bagi kehidupan dan karirnya.

Saat berkunjung ke makam KH Anwar Nur, KH Hasyim tidak turun dari mobil. Sebab, kondisi kesehatannya kurang baik. Yang diminta turun ke makam yaitu sang istri, Nyai Hj Mutammimah. Sang istri diminta untuk memamitkan KH Hasyim. ”Saya juga tidak tahu ada kunjungan itu. Saya justru dapat cerita dari Gus Nafi’ (kepala Pesantren Al-Hikam, Red),” ungkap KH Ahmad Fahrurrozi, salah satu pengasuh Ponpes An-Nur, kemarin (16/3).

Bagi kehidupan Kiai Hasyim, KH Anwar Nur memang sangatlah berjasa. Setelah nyantri di Pondok Modern Gontor, Ponorogo, sekitar 1965, Kiai Hasyim nyantri di An-Nur. Ketika itu, dia menjadi santri kesayangan KH Anwar Nur. Dia waktu itu nyantri sekitar lima tahun. ”Setelah itu beliau (KH Hasyim) kuliah di IAIN Malang (sekarang UIN Malang, Red),” imbuh Gus Fahrur.

Tak hanya itu, saat kondisi sakit dan berada di Depok, KH Hasyim sempat menulis pesan di secarik kertas. Pesan itu berisi: ”Istirahatkan dirimu untuk mengatur segala sesuatu yang sudah diatur Tuhan”. Kertas tersebut ditempelkan di kamarnya di Ponpes Al-Hikam II, Depok, Jawa Barat.

Itulah sekelumit tanda-tanda yang ditunjukkan bapak enam anak tersebut sebelum wafat di kediamannya di Ponpes Al-Hikam, Jalan Cengger Ayam, Lowokwaru, Kamis pagi kemarin pukul 06.15 (16/3). Padahal, sehari sebelum wafat, tepatnya pada Rabu (15/3), Presiden Jokowi yang menjenguk KH Hasyim sempat menawarkan pengobatan ke rumah sakit di luar negeri. Bahkan, Jokowi siap mengirim segala peralatan kesehatan yang dibutuhkan.

Wafatnya kiai kelahiran 8 Agustus 1944 itu mengundang ribuan masyarakat untuk berebut melakukan salat jenazah di Masjid Al Ghozali, kompleks Ponpes Al-Hikam sejak pukul 07.00. Saking banyaknya jamaah, sementara kapasitas masjid terbatas, pihak keluarga meminta salatnya secara bergantian. Bahkan, hingga pukul 11.20, salat dilakukan sebanyak 26 gelombang. Sedangkan ketika jenazah tiba di kompleks Ponpes Al-Hikam II, Depok, kemarin sore, ribuan jamaah juga melakukan salah jenazah selama dua kali di Masjid Al-Hikam, Depok. Jadi, jenazah KH Hasyim Muzadi disalati sebanyak 28 kali.

Tinggalkan Balasan