PSSI Wajibkan Klub Liga 1 Punya Elite Pro Academy

jabarekspres.com – PSSI merancang beragam progam untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia. Salah satunya lewat elite pro academy. Yakni akademi sepak bola yang sesuai dengan program dan standar PSSI. Keberadaan akademi tersebut didukung dengan infrastruktur, organisasi, dan aktivitas lain yang mampu mengembangkan bakat sepak bola secara berjenjang.

Elite pro academy bakal diwujudkan mulai musim 2018. ”Idealnya, setiap klub Liga 1 seharusnya punya elite pro academy,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ratu Tisha.

Kontestan Liga 1, kasta kompetisi tertinggi di tanah air, harus memiliki tim jenjang umur. Mulai U-13, U-15, U-17, hingga U-19. Jika hal itu terwujud, regulasi Liga 1 ke depan bakal diisi pemain-pemain binaan yang wajib dimainkan.

”Misalnya, wajib punya X persen pemain binaan dalam tim. Jadi, jenjang pengembangan sepak bola dalam sebuah klub bisa berjalan,” ujar Tisha.

Untuk mewujudkan program elite pro academy, PSSI akan ”memaksa” klub Liga 1. Target awal adalah delapan klub. ”Dari delapan itu, kami yakin ada dua yang sesuai dengan kriteria kami,” ujar perempuan pertama yang menjadi Sekjen PSSI tersebut. ”Intinya, elite pro academy itu adalah cara mengawinkan performa pemain dengan development,” terang Tisha.

PSSI juga akan meningkatkan kompetisi di tingkat asosiasi provinsi (asprov). Dari yang hanya bersifat turnamen menjadi kompetisi penuh. Dengan begitu, bibit-bibit pemain muda punya banyak pengalaman bertanding. ”Musim depan regulasi berubah. SSB (sekolah sepak bola, Red) yang selama ini tidak terhubung dengan askot atau asprov bisa terpantau,” ungkap perempuan 32 tahun itu.

PSSI mengajukan program kepada FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia) untuk mengembangkan teknik bermain buat Indonesia. Tisha menyebutnya Filanesia atau Filosofi Sepak Bola Indonesia. PSSI menyiapkan dana USD 1,25 juta (setara Rp 16,8 miliar) untuk mengembangkan Filanesia. ”Filanesia ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Sesuai dengan cara sepak bola Indonesia,” bebernya.

PSSI akan memilih beberapa pelatih dan para ahli di bidang pengembangan sepak bola untuk menggodok cara bermain Indonesia. Bagaimana agar anak-anak Jawa yang mengenal SSB sejak dini justru kalah di usia 19 tahun ke atas oleh anak-anak dari Indonesia timur yang tidak pernah mengenal SSB sebelumnya. ”Begitu juga sebaliknya. Pada 2019 kami akan launching yang sebenarnya,” kata alumnus Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan