DINAMIKA yang terjadi dalam dunia pendidikan di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya, bagaimanapun bentuknya, seyogyanya tidak meninggalkan focus kita pada standar nasional pendidikan.
Hal inipenting agar khazanah pemikiran mampu ditegakkan secara adil dan berimbang. Dan, dengan sendirinya mereduksi sikap, tafsir, bahkan kewenangan para pihak dari sikap judgement apalagi memvonis berbasis subyektivitas semata.
Telaahan standar pendidikan ini pula layak diapungkan selain agar adil sejak dari pikiran, juga karena focus kita betul-betul pada substansi masalah. Bukan pinggiran, kemasan, apalagi sekadar politisasi masalah seraya lupa membangun system lebih baik.
Bagaimana bisa kita membangun sumberdaya manusia di Jawa Barat yang unggul jika berkutat dalam polemik yang relative bukan inti masalah? Karena itulah, penulis mengajak semua pihak fokus bahasan elementer pendidikan, kita pusatkan energy pada substansi.
Ada delapan standar nasional pendidikan yang ditetapkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Yakni kompetensi pembiayaan, sarana dan prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan, lulusan, isi, proses, penilaian, serta pengelolaan.
Di sisi lain, PermendiknasNomor 28 Tahun 2010 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah atau Madrasah juga menyebutkan bahwa penilaian kinerja terhadap kepala sekolah di antaranya diukur dari peningkatan kualitas sekolah atau madrasah berdasarkan delapan standar nasional pendidikan selama di bawah kepemimpinan yang bersangkutan.
Maka, merujuk data valid dan termutakhir yang kami miliki, delapan standar tersebut seluruhnya sudah terpenuhi di Jawa Barat. Parameternya yang utama antara lain kesediaananggaran. Bahkan, angkanya sangat besar yakni Rp 1,7triliun!
Bagi kami, basis utama standar terletak pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta pendidik dan tenaga kependidikan. Terutama standar pembiayaan yang sudah sesuai konsensus nasional untuk alokasikan 20 persen dari APBD/APBN untuk pendidikan.
Standar pembiayaan terbagi menjadi investasi, operasional, dan personal. Investasi pendidikan di Jabar meliputi pembangunan 20.000 ruang kelas baru (RKB) yang akan tuntas pada tahun 2018 mendatang.