Antisipasi Demo, Dishub Kerahkan Bus Sekolah

jabarekspres.com, BANDUNG – Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung Didi Ruswandi telah telah menyiapkan ratusan armada untuk menggantikan posisi angkutan kota. Untuk mengantisipasi kelompok masyarakat yang menamai dirinya Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) yang berencana akan menggelar aksi unjuk rasa di halaman Gedung Sate pada tanggal 10-13 Oktober 2017, mendatang.

”Langkah yang kita lakukan adalah berkoordinasi dengan seluruh SKPD dan unsur terkait. Kita juga upayakan agar bus kota DAMRI, TMB (Trans Metro Bandung), Bus sekolah dan bus buruh tetap beroperasi sebagaimana mestinya,” tutur Didi.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan, ada 222 unit kendaraan yang akan beroperasi di 19 koridor. Jumlah tersebut terdiri dari 40 unit TMB, 79 bus Damri dalam kota, 36 bus sekolah, 75 Damri AKDP, dan 2 unit bus buruh.

Selain itu, Dinas Perhubungan juga memperbantukan kendaraan bis, terdiri dari 14 unit bus besar untuk melayani 8 rute dan 8 unit bus sedang yang melayani 4 rute. Ada pula 28 kendaraan operasional milik para pejabat Dinas Perhubungan yang akan bersiaga di 20 titik. ”Kami juga menerima bantuan dari SKPD lain jika ada yang mau memperbantukan kendaraan operasionalnya. Namun data dan rutenya masih kami proses,” ungkap Didi.

Saat rapat berlangsung, hampir semua instansi bersedia untuk menyumbangkan kendaraan dinasnya agar dipakai sebagai moda transportasi masyarakat, misalnya Satpol PP, Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, BUMN, BUMD, dan lain-lain. Para camat dan lurah juga akan mengerahkan aset kendaraan operasional di kewilayahan.

Selain itu, Dinas Perhubungan juga telah mengampanyekan kepada publik melalui berbagai media agar bersedia untuk menjadi relawan. Warga yang memiliki kendaraan roda dua dan roda empat bisa membantu mengangkut warga lain, terutama siswa yang akan berangkat sekolah. ”Kami imbau volunteer untuk menempelkan stiker relawan yang bisa mereka cetak sendiri, ditempel di kendaraannya. Jadi nanti warga bisa tahu bisa nebeng ke siapa,” katanya.

Cara ini, lanjut Didi, digunakan untuk menghimpun kepedulian warga untuk saling berbagi tumpangan, terutama untuk tujuan yang searah. Dengan begitu, diharapkan bisa semakin banyak mendapat bantuan.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan